Lebih lanjut, dr. Ferry memaparkan sejumlah gejala yang merupakan tanda-tanda endometriosis.
Gejala-gejala ini membedakan antara nyeri haid normal dan nyeri haid yang tidak normal.
Nyeri haid dikatakan tidak wajar jika ada persaan nyeri lainnya yang menyertai selain nyeri atau keram di perut bagian bawah.
Pertama, nyeri haid sering disertai dengan rasa nyeri saat buang air kecil (disuria) atau sering disebut juga sebagai anyang-anyangan.
Kedua, nyeri haid disertai pula dengan rasa nyeri pada saat buang air besar.
Ketiga, ada rasa nyeri yang terus-menerus di bagian perut bawah atau panggul (chronic pelvic pain).
Baca Juga: Catat! Ini 5 Tips Olahraga Saat Menstruasi untuk Meredakan Nyeri
Keempat, pada perempuan yang sudah menikah, gejala bisa disertai dengan rasa nyeri atau sakit pada saat berhubungan seksual (dyspareunia).
Jika rasa nyeri tak tertahankan pada saat haid diikuti oleh satu atau lebih dari empat gejala di atas, bisa jadi itu merupakan tanda-tanda adanya endometriosis.
Pada kesempatan tersebut, dr. Ferry berkali-kali menegaskan agar perempuan tak perlu ragu dan abai untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri haid, sebab seringnya kasus endometriosis terlambat didiagnosa.
"Kalau bicara soal endometriosis, selain keluhan yang sudah saya sampaikan, biasanya juga menyebabkan infertilitas," imbuh dr. Ferry.
Nah, untuk menghindari kemungkinan terburuk ini lah, deteksi dini endometriosis sangat dibutuhkan.
(*)