Parapuan.co - Nyeri pada saat datang bulan jangan pernah dianggap remeh.
Walaupun pada dasarnya rasa nyeri atau keram di perut saat datang bulan adalah hal yang alami, tetapi jika rasa nyeri ini dirasakan sangat berat, bisa berarti ada hal yang tidak beres dalam sistem reproduksi.
Nyeri saat datang bulan atau disebut juga dengan dismenore sangat umum dialami oleh perempuan.
Namun, rasa nyeri ini dikatakan normal jika tak sampai mengganggu aktivitas dan tak berlangsung terus-menerus.
Baca Juga: Sering Alami Nyeri Haid Tak Tertahankan, Awas Bisa Jadi Tanda-tanda Endometriosis
Jika rasa nyeri begitu hebat sampai tak tertahankan dan sampai harus beristirahat total karenanya, artinya dismenore bisa dianggap tak normal.
Begitu pula jika rasa nyeri tak dapat hilang walaupun diobati dengan obat pereda nyeri.
Nah, jika mengalami rasa nyeri yang tak biasa saat datang bulan, ada baiknya Kawan Puan segera memeriksakan diri ke dokter spesial kandungan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemungkinan endometriosis.
Hal ini disampaikan oleh dr. Ferry Darmawan, Sp.OG., MIGS., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, pada Instagram Live bersama Tabloid NOVA, Rabu (18/08/2021) lalu.
Menurut dr. Ferry, banyak perempuan yang menganggap remeh rasa nyeri saat datang bulan, padahal bisa saja rasa nyeri ini merupakan gejala endometriosis.
Tak jarang, para perempuan pun merasa takut untuk memeriksakan diri ke dokter, karena merasa takut akan tindak operasi atau pembedahan.
Padahal, kondisi endometriosis tidak serta-merta langsung membutuhkan tindakan pembedahan.
Pada kesempatan itu, dr. Ferry menjelaskan dengan gamblang mengenai tahapan pemeriksaan endometriosis.
Baca Juga: 6 Hal Ini Pantang Dilakukan Saat Menstruasi Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Tak perlu cemas, sebab Kawan Puan tidak akan langsung diminta untuk menjalani operasi saat berkunjung ke dokter spesialis kandungan, kok.
Awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan awal dengan wawancara medis atau menanyakan keluhan yang dialami oleh pasien.
Dokter juga akan menanyakan keluhan-keluhan spesifik yang mengarah pada endometriosis.
Setelahnya barulah dilakukan pemeriksaan fisik atau ginekologi, termasuk pemeriksaan dalam atau internal.
Nah, pemeriksaan fisik ini juga sering membuat perempuan merasa risih dan tak nyaman untuk datang ke dokter.
Padahal, pemeriksaa lanjutan yang dilakukan melalui metode ultrasonografi (USG) ini akan disesuasikan dengan kondisi tiap-tiap pasien.
Bagi perempuan yang sudah menikah atau telah melakukan hubungan seksual, pemeriksaan USG yang ideal adalah dengan USG transvaginal.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan alat USG ke dalam vagina.
Mendengarnya saja mungkin membuat beberapa perempuan merasa risih, ya.
"Perempuan biasanya tidak nyaman untuk diperiksakan di organ yang sensitif, tapi pemeriksaan ini sangat banyak manfaatnya, dan relatif mudah, tidak menyebabkan gangguan lainnya," ungkap dr. Ferry.
Baca Juga: Dilema USG Keseringan Disebut Berbahaya Bagi Janin, Benarkah Demikian?
dr. Ferry pun menambahkan lagi, jika pemeriksaan ini tidak menyebabkan rasa sakit dan relatif nyaman dilakukan, apalagi jika pasien dalam keadaan rileks.
Sementara, untuk perempuan yang belum menikah, pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara USG transabdominal, atau dilakukan di luar perut.
Selain dengan cara USG transvaginal dan transabdominal, pemeriksaan juga dapat dilakukan melalui anus atau USG transrektal.
Pemeriksaan ini bisa jadi lebih tidak nyaman, tapi jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan persetujuan pasien.
dr. Ferry pun menganjurkan agar pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan di klinik atau dokter yang nyaman untuk pasien.
Pastikan pasien dapat lancar berkomunikasi dengan dokter dan cukup mendapat pejelasan sehingga lebih nyaman dan tenang.
(*)