Mengenal Male Gaze, Cara Lensa Laki-Laki Memandang Perempuan dalam Film

Alessandra Langit - Minggu, 22 Agustus 2021
Ilustrasi penerapan male gaze atau cara pandang laki-laki di industri film
Ilustrasi penerapan male gaze atau cara pandang laki-laki di industri film Ron Lach/Pexels

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini teori male gaze menjadi topik perbincangan akibat film Selesai yang dinilai menerapkan teori tersebut.

Tapi, apa sih yang dimaksud dengan male gaze?

Teori yang sering digunakan dalam penelitian media gambar bergerak seperti film dan animasi ini pertama kali dicetuskan oleh Laura Mulvey.

Laura Mulvey adalah seorang ahli teori film feminis dari Inggris, terkenal karena esainya tentang teori male gaze dalam jurnal Visual Pleasure and Narrative Cinema pada tahun 1975.

Dalam jurnal tersebut, Mulvey membahas tentang objektifikasi seksual pada perempuan di media.

Menjadi salah satu ahli teori film paling terkenal di dunia, ide-idenya dan bukti nyata objektifikasi perempuan dalam film membuka mata banyak orang.

Berdasarkan jurnal Laura Mulvey, male gaze adalah kondisi di mana perempuan di media dilihat dari sudut pandang laki-laki dan perempuan direpresentasikan sebagai objek pasif dari hasrat laki-laki.

Baca Juga: Mengenal Female Gaze, Cara Lensa Perempuan Memandang Dunia dalam Film

Teori ini dapat dilihat dalam tiga cara yaitu, bagaimana laki-laki memandang perempuan, bagaimana perempuan memandang dirinya sendiri, dan terakhir bagaimana perempuan memandang perempuan lain.

Contoh penerapannya yang khas di film adalah dari bidikan close-up perempuan dari atas bahu pria, bidikan yang bergerak, dan terpaku pada tubuh perempuan.

Selain itu ada adegan yang sering terjadi yang menunjukkan seorang laki-laki secara aktif mengamati tubuh perempuan.

Laura Mulvey menyatakan bahwa ketidaksetaraan gender adalah kekuatan pengendali dalam industri film yang dibangun untuk kesenangan penonton laki-laki.

Hal itu yang berakar dari ideologi dan wacana patriarki. Penonton pria adalah target audiens, oleh karena itu kebutuhan mereka dipenuhi terlebih dahulu.

Laura berpendapat bahwa di industri film perempuan tidak ditempatkan dalam peran di mana mereka dapat mengendalikan sebuah adegan.

Perempuan biasanya hanya ditempatkan di sana untuk diamati dari sebuah adegan.

Pandangan yang ditemukan pada tahun 1975 tersebut sayangnya masih ditemukan dalam film-film era modern.

Baca Juga: Male Gaze vs Female Gaze: Perbedaan Cara Pandang Perempuan dan Laki-Laki dalam Film

Contoh Penerapan Male Gaze

Transformers (2007)

Menurut Film Inquiry, salah satu film yang menerapkan male gaze adalah Transformers karya Michael Bay.

Pertama, film-film ini memiliki perbedaan besar dalam rasio karakter laki-laki dan perempuan, secara instan menjadikan film ini tidak representatif karena tidak menggambarkan 50% penontonnya.

Semua pemeran perempuan dieksplorasi secara seksual dalam beberapa cara dan tidak memiliki relevansi dengan alur cerita.

Objektifikasi perempuan dalam film ini hanya untuk menyenangkan laki-laki, menjadikannya film dengan sentuhan adegan seksual yang tidak relevan dan kebencian kepada perempuan.

Contoh adegannya adalah saat Megan Fox yang memerankan kekasih Sam Witwicky (Shia LaBeouf) mengenakan atasan ketat berpotongan rendah dan berpose di atas mesin mobil.

Adegan yang merendahkan perempuan ini juga diikuti dengan berbagai angle dan bidikan kamera yang diambil dari perspektif bagaimana laki-laki mengeksplor tubuh perempuan.

Adegan ini jelas hanya untuk kepuasan seksual yang ditujukan kepada penonton laki-laki yang dominan.

Disney Princesses

Teori male gaze juga dapat ditemukan dalam kisah putri-putri Disney melalui plot dan alur cerita.

Protagonis perempuan hanya bahagia setelah mereka jatuh cinta dengan seorang laki-laki.

Mereka memberi pesan kepada demografi penonton Disney, anak-anak dan khususnya perempuan-perempuan muda bahwa kita hanya akan bahagia ketika bertemu laki-laki.

Hal ini menyimpulkan bahwa laki-laki memegang jawabannya dan merupakan akar dari kebahagiaan perempuan.

Baca Juga: Mengenal Istilah Childfree, Keputusan untuk Tidak Memiliki Anak karena Pilihan

Ketika melihat kembali putri-putri Disney abad ke-20 yang paling populer, tidak satu pun dari kisah mereka berakhir di mana mereka bahagia dengan diri sendiri, mereka semua harus jatuh cinta dengan laki-laki.

Kawan Puan, male gaze tidak hanya bisa kamu temukan dalam film, namun juga iklan-iklan, serta tulisan yang berkeliaran di media digital atau media cetak.

Perempuan sering kali dijadikan objek demi menarik perhatian pembeli atau pembaca.

Judul tulisan yang mempromosikan bagian tubuh perempuan sayangnya masih digemari oleh pembaca laki-laki.

Selain contoh di atas, menurutmu film apa saja yang menerapkan teori male gaze? (*)

Sumber: Visual Pleasure dan Narrative Cinema,Film Inquiry
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya