Parapuan.co - Lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir telah berdampak tak hanya pada masyarakat.
Lonjakan kasus ini bukan hanya sebabkan pembatasan aktivitas masyarakat dan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19.
Tenaga kesehatan selaku garda terdepan dalam penanganan pandemi ini pun menjadi pihak yang ikut terdampak.
Pertengahan Juli lalu mungkin menjadi saat-saat terberat bagi nakes.
Pasalnya, dilansir dari laman Infeksi Emerging Kemenkes RI, pada bulan Juli, penambahan kasus harian bahkan sempat mencapai lebih dari 50.000 kasus baru dan lebih dari 900 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Baca Juga: Nakes akan Terima Vaksin Covid-19 Dosis ke-3, Bagaimana dengan Masyarakat?
Hingga saat ini, total kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 122.000 nyawa.
Pandemi yang tak kunjung usai, bahkan dengan lonjakan kasus yang begitu signifikan telah menyebabkan meningkatnya beban kerja nakes.
Tak heran jika nakes di Indonesia alami stres hingga menyebabkan burnout.
Menanggapi fenomena stres dan burnout di kalangan nakes Indonesia, P2M Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI menyelenggarakan webinar series bertajuk "Garda Depan Sudah Lelah? Mengatasi Burnout & Cemas pada Tenaga Kesehatan," Sabtu (21/08/2021).
Pada kesempatan tersebut, psikolog dan praktisi mindfulness, Annisa Poedji Pratiwi, M.Psi., Psikolog, mengajak masyarakat dan nakes yang hadir untuk mempraktikkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari.
Annisa pun menyarankan praktik mindfulness ini sebagai salah satu cara meringankan stres penyebab burnout pada saat bekerja di kalangan nakes.
Mindfulness sendiri didefinisikan oleh American Psychology Association (APA), sebagaimana dikutip dari PositivePsychology.com, sebagai “suatu kesadaran seseorang terkait pengalamannya dari waktu ke waktu tanpa melibatkan penilaian.”
Sejalan dengan definisi tersebut, Annisa menambahkan terkait pengalaman yang dialami nakes.
“Nggak hanya menyadari secara penuh saja pengalaman yang kita alami di sini saat ini tapi juga belajar untuk menerima pengalaman yang hadir saat ini meskipun tidak nyaman, menerima apa adanya tanpa menilai apakah ini pengalaman buruk atau baik, positif atau negatif, salah atau benar, kita belajar netral," tambahnya.
Menurutnya lagi, pengelolaan stres tidak akan berhasil tanpa kesadaran diri tentang apa yang terjadi dalam diri sendiri.
Adapun hal yang perlu disadari oleh nakes adalah bahwa berbagai pikiran dan perasaan negatif yang muncul tidaklah muncul secara tiba-tiba tapi sering karena didahului oleh stimulus tertentu.
Misalnya saja muncul perasaan tak menyenangkan setelah merawat pasien yang kritis.
Jika tidak dimelola dengan baik, pikiran negatif akan berkembang menjadi kecemasan, kekhawatiran, dan rasa takut.
Baca Juga: TikToker Sania Leonardo Bagikan Tips Hadapi Stres Saat Pandemi
Serta dapat berdampak pada kondisi fisik, contohnya rasa lelah, jantung berdebar, sesak napas, pusing, dan lelah.
Bahkan, tanpa sadar berpengaruh pula pada perilaku, misalnya kesulitan untuk tidur atau cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.
Mindfulness merupakan sebuah keterampilan yang harus dipraktikkan dan dilatih secara rutin.
"Mindfulness ini adalah salah satu keterampilan yang perlu dilatih secara terus menerus untuk kita bisa menyadari secara utuh apa yang terjadi atau yang kita alami di sini dan saat ini,” ujar Annisa pada Sabtu (21/08/2021) lalu.
Untuk mempraktikkan mindfulness dalam penanganan stres nakes selama bekerja, ternyata tak sulit, cukup dengan latihan pernapasan, atau mindful breathing.
Pada saat cemas, umumnya napas menjadi lebih pendek dan beralih ke pernapasan dada.
Karenanya, nakes dapat mencoba memperbaiki alur pernapasan agar merasa lebih tenang.
Latihan pernapasan ini tak butuh waktu lama, dapat dilakukan di waktu senggang nakes yang pastinya tak banyak.
Pertama-tama, nakes duduk di tempat yang nyaman atau dalam posisi berbaring.
Lalu, bernapas lah lewat hidung dan diagragma secara perlahan dan dalam, pejamkan mata agar lebih terasa nyaman.
Bernapaslah dengan teknik “4-7-8”, yakni hirup napas selama 4 hitungan, tahan selama 7 hitungan, dan hembuskan selama 8 hitungan melalui mulut dengan lidah menempel di langit-langit mulut.
Lakukan teknik ini sebanyak 4 kali.
Baca Juga: Alami Burnout, Nakes Jangan Malu Akui Diri Sedang Tak Baik-baik Saja
Selama bernapas, izinkan pikiran dan perasaan hadir sejenak, bayangkan energi positif ikut masuk ke dalam tubuh saat menghirup napas, dan bayangkan segala ketegangan ikut lepas saat mengembuskan napas.
Walaupun terlihat sepele, namun mindfulness ternyata terbukti efektif dalam meringankan stres yang dirasakan.
Annisa memaparkan jika hasil riset membuktikan mindfulness yang dilakukan selama 8 minggu berturut-turut setiap hari selama 27-40 menit, akan menunjukkan hasil yang signifikan pada peningkatan aspek kognitif, afektif, fisik dan personal.
Lebih tepatnya, mindfulness dapat meningkatkan daya ingat, mengasah empati, meningkatkan sistem imun, hingga meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pada akhirnya, agar nakes mampu memberikan rasa empati pada pasien, penting untuk berempati pada diri sendiri terlebih dahulu.
"Untuk kita bisa berwelas asih pada orang lain apalagi pada pasien, di awali dulu dengan diri kita yang harus berbaik hati pada diri sendiri,” tutup Annisa.
(*)