Penyintas Kanker Paru di Indonesia Hadapi Dilema di Masa Pandemi

Sarah D. Ekaputri - Minggu, 22 Agustus 2021
Masih banyak pasien kanker paru di Indonesia yang tak dapatkan akses pengobatan terbaik
Masih banyak pasien kanker paru di Indonesia yang tak dapatkan akses pengobatan terbaik Anna Shvets

Keberhasilan pengobatan kanker paru di Indonesia sangat bergantung pada ketersediaan akses pasien terhadap diagnosis yang tepat dan pengobatan inovatif yang berkualitas. 

Akan tetapi, pada kenyataannya saat ini para pemangku kepentingan di sektor kesehatan tengah mengalokasikan sebagian besar fokusnya pada pemulihan kesehatan nasional akibat pandemi Covid-19.

Imbasnya, pelayanan terhadap pasien kanker, termasuk kanker paru ikut mengalami hambatan.

Padahal, di situasi pandemi ini, penyintas kanker paru menjadi salah satu pihak yang paling berisiko akan bahaya paparan covid-19.

Baca Juga: Ini Dia Layanan Konsultasi Gratis Serba-serbi Covid-19 Anti Hoaks

Menanggapi hal ini, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) menggelar diskusi publik bertajuk “K" Yang Terlupakan: Akses Pengobatan Kanker Paru di Masa Pandemi” pada Minggu, 22 Agustus 2021 secara daring.

Pada kesempatan ini, IPKP menggarisbawahi temuan dan pandangan mereka terkait penanganan dan akses pasien atas pengobatan kanker paru di masa pandemi.

Di masa pandemi ini, tantangan yang dihadapi oleh pasien kanker paru jadi semakin besar, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi.

Mereka yang mengidap kanker ini merupakan salah satu kelompok rentan terpapar dan meninggal akibat Covid-19.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 1,8% kasus konfirmasi  positif memiliki penyakit penyerta kanker, dan sebanyak 0,5% pasien Covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta kanker.

Penulis:
Editor: Linda Fitria