Dikutip dari sebuah studi pada tahun 2014, gejala badai sitokin dapat berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, kelelahan, pegal-pegal, dan rasa tidak enak badan.
Tapi bukan hanya itu, gejala badai sitokin juga dapat menyerang sistem pencernaan, pernapasan, kulit, syaraf, jantung, dan organ-organ lainnya.
Beberapa gejala lainnya dapat berupa:
- Hhypoxemia atau menurunnya saturasi oksigen dalam darah
- Napas cepat
- Hipotensi atau tekanan darah sangat rendah
- Ruam pada kulit
- Keruksakan ginjal
- Tremor
- Halusinasi
- Hyperbilirubinemia atau penyakit kuning
- Transaminitis yang disebabkan oleh hepatitis atau penyakit hati
Baca Juga: Beda dari Swab PCR, Muncul Tes Covid-19 dengan PCR Gargle, Apa itu?
Mengutip Verywellhealth, jika seseorang alami gejala-gejala yang menunjukkan badai sitokin, dibutuhkan perawatan intesif yang dapat berupa pemantauan tanda-tanda vital dan kadar elektrolit, pemasangan ventilator, infus, dan cuci darah.
Namun, pada dasarnya tak ada pengobatan yang secara langsung ditujukan untuk mengatasi kondisi badai sitokin.
Adapun hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi respons imun itu sendiri.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menemukan solusi yang tepat dalam penanganan fenomena badai sitokin pada pasien Covid-19.(*)