Parapuan.co - HIV adalah salah satu gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
HIV bisa terjadi karena kurang adanya penjagaan terhadap kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, terutama jika Kawan Puan memiliki lebih dari satu pasangan seksual dan tidak menggunakan pengaman.
Oleh sebab itu menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan itu sangatlah penting, tujuannya agar kita terhindar dari segala penyakit menular seksual.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Nyaris Meninggal Akibat Badai Sitokin, Apa Itu?
Nah, Kawan Puan, apabila kamu sudah terlanjur berhubungan intim lebih dari satu pasangan, maka cobalah untuk mengikuti tes HIV, setidaknya setahun sekali.
Tes HIV ini berguna agar kamu mengetahui kondisi kesehatan seksualmu.
Dikutip dari laman cdc.gov, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menjelaskan tes HIV biasanya dilakukan pada darah atau cairan oral maupun urin.
Selain itu CDC juga menyebutkan ada tiga tes yang tersedia yakni:
1. Tes Asam Nukleat (NAT)
Tes ini dapat mengetahui apakah seseorang memiliki HIV atau mengetahui berapa banyak virus yang ada dalam darah atau dikenal sebagai tes viral load HIV.
NAT membutuhkan darah yang diambil dari pembuluh darah lalu dimasukkan ke tabung.
Kemudian darah dikirim ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
NAT dapat mendeteksi HIV lebih cepat dari yang lainnya, di mana virus bisa didiagnosis sekitar 10-33 hari setelah paparan.
Dikarenakan tes asam nukleat ini sangat mahal, maka biasanya bukan menjadi pilihan pertama untuk tes HIV.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Hamil Lagi, Ini 4 Cara Ampuh Cepat Hamil Setelah Keguguran
2. Tes Antigen/Antibodi
Tes antigen/antibodi ini mencari antibodi serta antigen HIV.
Di mana antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh jika ada seseorang yang terpapar virus seperti HIV.
Sementara itu, antigen adalah zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi aktif.
Jika seseorang memiliki HIV, antigen yang disebut p24 ini diproduksi bahkan sebelum antibodi berkembang.
Diketahui tes antigen/antibodi ini direkomendasikan dan cukup umum di Amerika Serikat.
Tes laboratorium ini melibatkan pengambilan darah dari vena.
Tes ini dilakukan lewat tusukan jari dan umumnya memakan waktu cukup lama yakni sekitar 18 hingga 90 hari setelah paparan.
3. Tes Antibodi
Tes antibodi hanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan mulut.
Secara umum, tes antibodi yang menggunakan darah dari vena dapat mendeteksi HIV lebih cepat daripada tes yang dilakukan dengan tusukan jari dan cairan oral.
Tes antibodi juga merupakan satu-satunya tes mandiri HIV yang disetujui.
Tes skrining antibodi yang dilakukan dengan darah dan cairan oral hasilnya akan tersedia dalam waktu 30 menit atau kurang.
Di sisi lain, perlu Kawan Puan ketahui bahwa tes HIV bukan hanya untuk mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan.
Adapun beberapa kondisi seseorang yang disarankan melakukan tes HIV yakni:
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang positif HIV atau orang yang riwayat seksualnya tidak diketahui
- Narkoba yang disuntikkan dengan jarum, alat suntik, atau alat lainnya yang digunakan orang lain terlebih dahulu
- Pernah atau sedang menjalani tes tuberkolusis, hepatitis, atau penyakit menular seksual lainnya, seperti sifilis, gonore, klamidia, atau herpes
Baca Juga: Aurel Hermansyah Sempat Ragu Sedang Hamil, Ini Waktu yang Tepat Lakukan Tes Kehamilan
Mengetahui kondisi di atas, alangkah baiknya segera lakukan tes dan rawatlah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang kamu miliki. (*)