Menurut Puji, bubur dari jewawut ini kerap dimanfaatkan oleh masyarakat NTT untuk memulihkan kesehatan orang yang baru melahirkan.
“Ini seperti tradisi yang diterapkan secara turun temurun. Setiap kali ada yang baru melahirkan, mereka akan membuatkan bubur jewawut, yang bentuknya seperti jali-jali,” jelas Puji.
Baca Juga: Sedang Mengalami Stres? Redakan dengan Mengonsumsi Berbagai Makanan Ini
SUMBER PROTEIN NABATI:
Kacang-kacangan
Siapa sangka bahwa NTT adalah surganya kacang.
Masyarakat NTT terkadang mencampurkan kacang ke dalam sayuran, nasi, jagung, atau bisa juga dibuat camilan, seperti kacang goreng dan kacang rebus.
Ada kacang tanah dari Sumba, kacang hijau dari Flores Timur, kacang merah pun macam-macam.
Ada kacang merah Ende, Paleo, dan Flores Timur, dengan rupa polos maupun seperti batik.
“Meski sama-sama kacang merah, tekstur tanah tempatnya ditanam akan sangat berpengaruh terhadap rasa. Jika ke Flores dan berkunjung ke pasar tradisional, Anda akan menemukan banyak sekali jenis kacang.
"Masyarakat NTT biasanya menanam sorgum dan kacang-kacangan dalam satu kebun. Jadi, meski lahannya kecil, kebutuhan karbohidrat dan protein mereka tercukupi,” ujar Puji.
Ade pernah mencicipi makanan bernama jagung bose. Meski ada jagungnya, tampilannya seperti bubur kacang.
“Isinya hanya jagung dan beberapa jenis kacang dengan tambahan sangat sedikit garam. Yang ditonjolkan adalah rasa asli dari kacang. Bentuk kacangnya masih terlihat, tapi teksturnya tidak keras, karena dimasak cukup lama.
"Aku sempat bertanya, apakah makanan ini menjadi sumber karbohidrat dan bisa disantap bersama sei (daging asap khas NTT), misalnya. Ternyata, tidak. Dia dimakan sendirian saja,” kata Ade.
Ia juga pernah menjajal kacang batik goreng. Seperti kacang tanah goreng, tapi berbeda warna dan rasa.