Trypanophobia: Fobia Jarum yang Bisa Hambat Program Percepatan Vaksinasi

Sarah D. Ekaputri - Rabu, 25 Agustus 2021
Trypanophobia, rasa takut berlebihan terhadap jarum suntik yang bisa menghambat program percepatan vaksinasi Covid-19.
Trypanophobia, rasa takut berlebihan terhadap jarum suntik yang bisa menghambat program percepatan vaksinasi Covid-19. Inside Creative House

Parapuan.co - Demi tercapainya Indonesia bebas Covid-19, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui program vaksinasi.

Sayangnya, cakupan vaksinasi di Indonesia masih terbilang kecil.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, target total sasaran vaksinasi di Indonesia mencapai 208.265.720 dosis.

Namun pada kenyataannya, dari 100 orang penduduk, baru 28 orang saja yang mendapatkan vaksin.

Vaksinasi dosis pertama pun baru mencakup 28,07% atau sekitar 58.468.810 dosis.

Sementara itu, vaksinasi dosis kedua mencakup 15,67% atau 32.640.998 dosis.

Artinya, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah agar program vaksinasi dapat menyeluruh dan herd immunity segera tercapai.

Baca Juga: Jadwal Mobil Vaksin Keliling WIlayah di Jakarta Hari Ini, 25 Agustus 2021

Akan tetapi, ada banyak hal yang menghambat program percepatan vaksinasi.

Faktor-faktor tersebut antara lain datang dari terbatasnya pasokan vaksin, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi, ditambah dengan banyaknya hoaks tentang vaksin yang beredar dan termakan oleh masyarakat.

Selain itu, ada satu hal lagi yang dapat menghambat laju percepatan vaksinasi di Indonesia yaitu fobia jarum suntik atau trypanophobia.

Trypanophobia adalah suatu ketakutan yang sangat ekstrem dirasakan terhadap setiap prosedur medis dengan melibatkan jarum suntik.

Tidak cuma vaksinasi, orang yang mengalami trypanophobia sangat takut terhadap jarum infus, transfusi, donor, dan pengambilan sampel darah.

Biasanya, rasa takut akan jarum suntik ini sangat umum di kalangan anak-anak dan balita.

Namun ternyata trypanophobia dapat menyerang siapa saja tanpa kenal umur.

Kawan Puan mungkin pernah mendengar berita atau melihat video viral dari seorang polisi di Gorontalo yang takut saat hendak divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Jubir Vaksinasi Covid-19 Ungkap Respons Setiap Orang pada Vaksin Moderna Berbeda

Dilansir dari kanal Youtube KOMPASTV, anggota kepolisian ini ternyata mengalami trauma tersendiri dengan jarum suntik di masa kecilnya.

Mengutip Healthline, trypanophobia memang salah satunya dapat disebabkan oleh trauma masa kecil.

Selain itu, rasa takut terhadap jarum suntik ini juga dapat disebabkan oleh trauma akibat objek atau situasi lainnya, faktor genetik, serta temperamen yang buruk.

Fobia ini juga bisa timbul akibat hypochondria, suatu obsesi terhadap masalah kesehatan yang belum terdiagnosis, serta sensitivitas tinggi terhadap rasa sakit.

Bukan cuma serangan panik dan kecemasan, seseorang dengan trypanophobia juga bisa merasakan gejala lainnya.

Gejala lain dari trypanophobia dapat berupa rasa pusing, pingsan, meningkatnya tekanan darah, perasaan berdebar yang intens, hingga mengalami insomnia sesaat sebelum disuntik.

Fobia terhadap jarum suntik ini tak bisa dianggap remeh.

Jika dibiarkan begitu saja, fobia ini dapat merugikan orang yang mengalaminya.

Menurut Robert H. Shmerling, MD, Editor Senior Fakultas, di laman Harvard Health Publishing, trypanophobia memengaruhi tiga aspek dalam kehidupan.

Mengalami fobia ini pastinya akan memengaruhi aspek kesehatan seseorang.

Pasalnya, banyak sekali prosedur medis yang melibatkan jarum suntik.

Pengecekan darah, transfusi darah, infus, dan vaksinasi adalah beberapa diantaranya.

Seseorang dengan trypanophobia mungkin akan cenderung menghindari prosedur-prosedur medis tersebut, yang pada akhirnya akan menghalanginya untuk mendapatkan perawatan atau pertolongan medis yang dibutuhkan.

Baca Juga: Takut Jarum Saat Disuntik? Ini Cara Mengatasinya Menurut Ahli

Bahkan, sebuah studi berjudul Injection Fears and Covid-19 Vaccine Hesitancy yang diterbitkan oleh Cambridge University, di Inggris, menyebutkan bahwa trypanophobia berkontribusi terhadap 10% keragu-raguan di kalangan orang dewasa untuk menerima vaksinasi Covid-19.

Hal ini tentunya dapat menghalangi percepatan penanggulangan pandemi, serta menempatkan penderita trypanophobia sebagai orang yang sangat rentan akan bahaya Covid-19, serta penyakit lainnya yang sebenarnya dapat diantisipasi dengan pemberian vaksin.

Karenanya, trypanophobia sebaiknya diobati sejak dini.

Orang dengan trypanophobia mungkin tidak akan mudah untuk rileks dengan metode latihan pernapasan atau distraksi-distraksi lainnya.

Namun, trypanophobia dapat diatasi dengan sejumlah psikoterapi seperti Cognitive Behavioural Therapy (CBT), exposure therapy, dan dengan bantuan beberapa jenis obat-obatan. (*)

Sumber: Healthline,Kompas TV,cambridge.org,Harvard Health Publishing,vaksin.kemkes.go.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru