Apa Itu Alat Kontrasepsi Koyo KB? Simak Penjelasannya Berikut!

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 26 Agustus 2021
Apa itu koyo KB dan bagaimana cara menggunakannya?
Apa itu koyo KB dan bagaimana cara menggunakannya? Natty Blissful

Parapuan.co – Kawan Puan sudah pernah menggunakan koyo KB?

Koyo KB merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk merencanakan kehamilan.

Merencanakan kehamilan sendiri sangat penting dilakukan demi mencegah dampak negatif yang muncul akibat ibu yang belum siap hamil.

Baik kehamilan yang terlalu dini, maupun kehamilan di usia tua, keduanya sama-sama berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya.

Baca Juga: Beragam Manfaat Pil KB Selain Cegah Kehamilan, Salah Satunya untuk Jerawat

Tapi bukan hanya memengaruhi kesehatan ibu dan bayi, kehamilan yang tak terencana juga dapat berpengaruh pada kesehatan finansial keluarga.

Sayangnya, banyak perempuan yang tidak memahami pentingnya keluarga berencana (KB) lewat perencanaan kehamilan.

Tak sedikit pula yang sudah mengetahui pentingnya keluarga berencana, tapi enggan atau ragu melakukannya.

Salah satu alasannya tak lain adalah ketidaknyamanan dari penggunaan alat-alat kontrasepsi.

Beberapa alat kontrasepsi yang popular dan paling banyak dianjurkan karena tingkat efektivitasnya yang lebih tinggi antara lain adalah dengan metode injeksi atau suntik KB, konsumsi pil KB, atau penggunaan KB spiral (IUD).

Namun, ketiga metode kontrasepsi ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Penggunaan pil dan suntik KB misalnya, memerlukan kedisiplinan dari diri sendiri agar tetap efektif, jika kelewatan, bisa jadi efektivitasnya berkurang.

Di sisi lain, penggunaan IUD atau spiral dianggap kurang nyaman dan tak jarang ditakuti oleh sebagian kecil perempuan.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi IUD Menimbulkan Jerawat? Simak Penjelasannya Berikut

Namun, Kawan Puan tak perlu khawatir.

Pasalnya, selain ketiga metode kontrasepsi di atas, ada cara lainnya untuk merencanakan kehamilan tanpa perlu melewati suntikan, konsumsi pil, atau pemasangan spiral.

Cara tersebut adalah dengan penggunaan koyo KB atau plester KB.

Apa itu koyo KB?

Koyo KB atau birth control patch merupakan metode kontrasepsi hormonal.

Sama halnya dengan pil, suntik KB, dan IUD, koyo KB juga bekerja dalam menghambat kehamilan lewat pelepasan hormon.

Koyo KB atau plester KB, berbentuk layaknya koyo atau plester pada umumnya.

Namun, pada plester ini, terkandung hormon-hormon yang sama dengan yang terkandung pada pil KB, yakni estrogen dan progestin.

Cara penggunaan koyo KB

Sama halnya dengan koyo, cara penggunaan dari koyo KB pun hanya sesimpel menempelkan koyo pada kulit.

Dikutip dari MedicalNewsToday, koyo KB dapat ditempelkan di bagian lengan atas, lengan bagian luar, perut, punggung, dan juga bokong.

Koyo KB harus ditempelkan di kulit yang bersih dan kering.

Baca Juga: Tak Hanya Dibebankan Pada Perempuan, Pria Ber-KB Itu Keren, Penting untuk Merencanakan Kehamilan dan Mencegah Stunting

Tempelkan koyo, lalu tekan dan tahan selama beberapa detik untuk memastikan koyo tertempel dengan baik.

Hendaknya koyo KB diganti setiap sekali seminggu, dan digunakan terus selama tiga minggu penuh.

Saat mengganti koyo KB, letakkan koyo atau plester KB yang baru di area tubuh lainnya

Setelah tiga minggu, berikan jeda selama satu minggu tanpa koyo, agar menstruasi dapat berlangsung di minggu ke-empat.

Koyo KB ini pun harus tetap dipakai saat melakukan aktivitas apapun, baik saat mandi, berenang, olahraga, hingga tidur.

Keefektifan penggunaan koyo KB

Jika digunakan dengan tepat, koyo KB diklaim 99% efektif dalam mencegah kehamilan.

Namun, cara penggunaan yang salah dan cara penyimpanan koyo yang tidak benar dapat memengaruhi efikasi dari Koyo KB tersebut.

Selain itu, beberapa pengobatan dan antibiotik juga disebut dapat mengurangi efektivitas dari koyo KB.

Baca Juga: Pandangan Hukum Soal Pemaksaan Kontrasepsi pada Britney Spears, Legal atau Tidak?

Karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang satu ini, dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu ya! (*)

Penulis:
Editor: Arintya