Sementara itu, metode kontrasepsi hormonal mengandung satu atau dua jenis hormon yang umumnya adalah estrogen dan progestin yang merupakan bentuk sintetis dari progesteron.
Menurut Felice pada Insider, siklus menstruasi yang normal melibatkan fluktuasi hormon estrogen dan progesteron.
Namun, penggunaan kontrasepsi hormonal membuat hormon berada dalam kondisi yang cenderung stabil, dan tidak fluktuatif sepanjang siklus menstruasi.
Tanpa adanya fluktuasi hormon ini, respons stres normal tubuh berubah secara negatif.
Sederhananya, saat menggunakan KB hormonal, kadar hormon stres, yakni kortisol jadi lebih tinggi.
Baca Juga: Sedang Mengalami Stres? Redakan dengan Mengonsumsi Berbagai Makanan Ini
Kadar kortisol yang tinggi dapat sebabkan perubahan suasana hati dan munculkan emosi negatif seperti stres dan kecemasan.
Namun, di sisi lain, kadar kortisol yang terlalu rendah juga dapat memicu depresi.
Tak heran jika pada sebagian orang, penggunaan KB hormonal malah mengubah suasana hati ke arah yang positif.
Akan tetapi, pengaruh penggunaan KB hormonal terhadap mood dan depresi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Namun, jika Kawan Puan merasa penggunaan KB hormonal memang memengaruhi mood dan kondisi mental secara signifikan, diskusikan dengan dokter kandungan untuk beralih ke metode kontrasepsi non-hormonal.
(*)