Ketua Komite Paralimpiade Internasional awalnya menyampaikan bahwa walaupun kemungkinan kecil atlet Afghanistan akan bertanding, komite tetap optimis ada keajaiban yang membawa mereka ke Tokyo.
Alasan tersebutlah yang membuat mereka masih mengibarkan bendera Afghanistan bersama dengan bendera negara lain yang bertanding.
Harapan komite semakin besar ketika Zakia menyampaikan permohonan dukungan agar ia tetap bisa berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.
Lewat sebuah video yang diunggah AJ Plus, Zakia menegaskan bahwa ia ingin mewakili mimpi perempuan di Afghanistan sebagai atlet perempuan Afghanistan pertama di Paralimpiade.
This athlete would have been the first woman to represent Afghanistan at the Paralympics.
Taekwondo athlete Zakia Khudadadi is appealing to the international community for a chance to compete. pic.twitter.com/7ikcjWb1ph
— AJ+ (@ajplus) August 21, 2021
"Sebagai representasi dari perempuan Afghanistan, saya memohon bantuan kalian semua. Intensi saya adalah untuk dapat berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020," katanya.
Zakia memohon agar hak dan kebebasan perempuan Afghanistan dalam Paralimpiade Tokyo 2020 tidak dicabut begitu saja.
Baca Juga: Batal Ikut, Bendera Afghanistan Tetap Diikutkan di Opening Ceremony Paralimpiade Tokyo 2020
"Perempuan Afghanistan dapat mengatasi hambatan yang tidak mudah. Kami menghadapi banyak kesulitan. Jadi kami tidak ingin usaha kami sia-sia," tegasnya lebih lanjut.
Video tersebut mendorong Komite Paralimpiade Internasional untuk melakukan evakuasi besar-besaran kepada atlet di Afghanistan.
"Atas nama sesama 4.403 atlet Paralimpiade yang berlaga di Paralympic Games Tokyo 2020. Saya menyambut Zakia dan Hossain ke Paralympic Village," ungkap Chelsey Gotell, ketua Dewan Atlet Komite Paralimpiade Internasional.
"Ini adalah rumah mereka selama sembilan hari ke depan dan sebagai komunitas kami 100 persen di belakang mereka," tutupnya. (*)