Sempat Dibatalkan, Dua Atlet Afghanistan Ini akan Bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020

Alessandra Langit - Minggu, 29 Agustus 2021
Dua atlet Afghanistan akan bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dua atlet Afghanistan akan bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020. www.sportspromedia.com

Parapuan.co - Di tengah situasi negara yang sulit, dua atlet Afghanistan dipastikan bertanding di Paralimpiade Tokyo tahun ini.

Komite Paralimpiade Internasional memberikan pernyataan resmi bahwa Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli telah dievakuasi akhir pekan lalu ke Prancis.

"Zakia dan Hossain terus mengungkapkan keinginan mereka untuk datang dan bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020," kata ketua komite, Andrew Parsons, dikutip dari Kompas.com.

Pada hari Sabtu malam (28/8/2021), Zakia dan Hossain tiba di Paralympic Village Tokyo setelah menghabiskan seminggu di Paris.

Selama di Paris mereka tinggal dan berlatih di pusat pelatihan Kementerian Olahraga Prancis.

Zakia Khudadadi akan bertanding dalam kategori taekwondo K44-49 kg putri pada tanggal 2 September mendatang.

Baca Juga: Raih Perak di Paralimpiade Tokyo 2020, Ni Nengah Widiasih Dapat Hadiah Ini

Sementara, Rasouli akan berlari di cabang olahraga 400 meter atletik T47 putra pada hari berikutnya, 3 September 2021.

Sebelumnya, kedua atlet tersebut terperangkap di negaranya setelah Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Afghanistan yaitu Kota Kabul.

Kondisi negara yang memanas membuat mereka terancam tidak dapat keluar dan mengikuti Paralimpiade karena tidak ada pesawat komersial yang berani beroperasi.

Pada upacara pembukaan Paralimpade Tokyo 2020 (24/8/2021), bendera negara Afghanistan tetap dikibarkan walaupun belum ada perwakilan atlet yang datang.

Zakia dan Hossain pun rencananya hanya akan keluar dari Afghanistan untuk fokus pada kesejahteraan mereka dan melupakan Paralimpiade.

Ketua Komite Paralimpiade Internasional awalnya menyampaikan bahwa walaupun kemungkinan kecil atlet Afghanistan akan bertanding, komite tetap optimis ada keajaiban yang membawa mereka ke Tokyo.

Alasan tersebutlah yang membuat mereka masih mengibarkan bendera Afghanistan bersama dengan bendera negara lain yang bertanding.

Harapan komite semakin besar ketika Zakia menyampaikan permohonan dukungan agar ia tetap bisa berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.

Lewat sebuah video yang diunggah AJ Plus, Zakia menegaskan bahwa ia ingin mewakili mimpi perempuan di Afghanistan sebagai atlet perempuan Afghanistan pertama di Paralimpiade.

"Sebagai representasi dari perempuan Afghanistan, saya memohon bantuan kalian semua. Intensi saya adalah untuk dapat berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020," katanya.

Zakia memohon agar hak dan kebebasan perempuan Afghanistan dalam Paralimpiade Tokyo 2020 tidak dicabut begitu saja.

Baca Juga: Batal Ikut, Bendera Afghanistan Tetap Diikutkan di Opening Ceremony Paralimpiade Tokyo 2020

"Perempuan Afghanistan dapat mengatasi hambatan yang tidak mudah. Kami menghadapi banyak kesulitan. Jadi kami tidak ingin usaha kami sia-sia," tegasnya lebih lanjut.

Video tersebut mendorong Komite Paralimpiade Internasional untuk melakukan evakuasi besar-besaran kepada atlet di Afghanistan.

"Atas nama sesama 4.403 atlet Paralimpiade yang berlaga di Paralympic Games Tokyo 2020. Saya menyambut Zakia dan Hossain ke Paralympic Village," ungkap Chelsey Gotell, ketua Dewan Atlet Komite Paralimpiade Internasional.

"Ini adalah rumah mereka selama sembilan hari ke depan dan sebagai komunitas kami 100 persen di belakang mereka," tutupnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja