Dokter yang jadi garda terdepan untuk Covid-19 di Spanyol
13 tahun lalu, tepatnya saat Susana menjadi bagian dari tim Beijing 2008, kemampuannya dianggap sebelah mata.
Timnya itu bilang kalau Susana tidak bisa masuk ke dalam tim Beijing 2020.
"Tidak menjadi atlet di Beijing Games adalah hal yang menganggu saya, tapi saya tidak bisa kembali," ujarnya.
Hal ini pun membuat Susana jadi patah hati dan rehat menjadi atlet.
Baca Juga: Dukung Atlet Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 Lewat Kampanye Semangat dalam Isyarat
Susana Rodriguez pun memilih untuk meneruskan pendidikannya menjadi fisioterapis dan dokter.
"Beijing games membuat saya memilih jalan lain untuk menemukan triathlon dan pengobatan.
Saya harus fokus akan apa yang saya bisa lakukan, bukan kepada apa yang saya tidak bisa lakukan," ujarnya.
Dia pun fokus menjadi dokter dan fisioterapi.
Tapi, panggilan untuk menjadi atlet kembali lagi.
Perempuan berusia 33 tahun ini pun akhirnya mengikuti kembali triathlon untuk Paralimpiade Rio 2016.
Namun, sayangnya, dia tak berhasil mendapatkan medali dan hanya ada di posisi kelima.
"Saya menduduki posisi kelima di Paralimpiade Rio 2016. Dan, saya berjanji dengan diri saya, saya akan mencoba kesempatan baru.
Untuk mendapatkan kesempatan baru saya harus kerja keras di tiga event triathlon," pungkasnya.