Parapuan.co - Praktik sunat pada laki-laki memang merupakan praktik yang dianjurkan oleh agama Islam dan diketahui memberikan sejumlah manfaat secara medis.
Namun, beda halnya dengan sunat pada perempuan.
Praktik sunat perempuan atau dikenal juga dengan female genital mutilation memang tidak umum layaknya sunat yang dilakukan pada laki-laki.
Akan tetapi, pada kenyataannya sunat perempuan merupakan suatu praktik yang marak terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sendiri.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh UNICEF, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan anak perempuan usia 0-14 tahun yang telah menjalani sunat perempuan, setelah Mauritania, Gambia, dan Mali.
Bahkan, angka kejadian sunat perempuan apada anak di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara Afrika lainnya seperti Ethiopia, Nigeria, Sierra Leone, dan Kenya.
Female genital mutilation pada dasarnya diartikan oleh WHO sebagai praktik pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin perempuan bagian luar atau tindakan mencederai kelamin perempuan untuk alasan-alasan non-medis.
Praktik ini mendapat banyak pro dan kontra di antara masyarakat.
Sebagian besar setuju bahwa praktik sunat perempuan melanggar HAM, serta merupakan praktik yang tidak memiliki dasar medis dan harus dihentikan.
Sebagian lagi justru mendukung praktik sunat perempuan karena dianggap sebagai bagian dari perintah agama dan bagian dari adat-istiadat yang harus dilestarikan.
Nah, Kawan Puan harus tahu kebenaran di balik tradisi sunat pada perempuan yang banyak dilakukan pada anak-anak ini.
Dilansir dari WHO, berikut mitos dan fakta seputar sunat perempuan yang perlu kamu ketahui.
Baca Juga: Belum Genap Satu Bulan, Zaskia Sungkar Sudah Sunat Bayinya, Ini Manfaat Sunat Saat Bayi
Sunat perempuan merupakan anjuran agama: MITOS
Pada dasarnya, praktik sunat perempuan tidak didukung oleh ajaran pada agama-agama mayoritas di dunia.
Walaupun begitu, pendapat tentang sunat perempuan dari kacamata agama masih sangat simpang siur.
Namun, pada dasarnya tidak ada teks dalam kitab manapun yang menyatakan sunat diwajibkan bagi perempuan.
Hanya anak perempuan yang sudah menjalani sunat perempuan yang dapat dianggap sebagai perempuan dewasa dan dianggap terhormat: MITOS
Norma-norma budaya telah berubah di era modern ini.
Sunat perempuan tidak lagi dianggap sebagai tradisi yang relevan untuk menyatakan apakah seorang perempuan dianggap sudah dewasa dan terhormat.
Sunat perempuan dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual: FAKTA
Praktik sunat perempuan dapat menyebabkan perempuan merasakan sakit saat berhubungan seksual setelah dewasa akibat luka pada jaringan genitalia dan berkurangnya gairal seksual, sehingga vagina tidak mengeluarkan cairan yang dapat membantu dalam proses penetrasi agar lebih nyaman.
Sunat perempuan pun juga diketahui menyebabkan sulitnya perempuan merasakan orgasme.
Pada akhirnya, sunat perempuan malah berdampak pada kesejahteraan seksual perempuan.
Sunat perempuan dapat memengaruhi hubungan romantis: FAKTA
Dampak yang disebabkan oleh sunat perempuan pada penurunan gairah seksual dan hal-hal lainnya yang mengganggu kesejahteraan seksual perempuan, pada akhirnya dapat berdampak pada kualitas hubungan perempuan dan pasangan.
Baca Juga: Tips Intim dengan Pasangan Selain Hubungan Seks, Ini Kata Psikolog
Sunat perempuan yang dilakukan oleh tenaga medis profesional tidak berbahaya: MITOS
Di Indonesia, pemerintah sempat melarang praktik sunat perempuan oleh tenaga medis, akan tetapi peraturan ini kemudian dihapuskan dengan berbagai pertimbangan.
Faktanya, praktik sunat perempuan bukanlah merupakan bentuk dari tindakan kedokteran, pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis, dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Sementara itu, dikutip dari HukumOnline.com, Bagian Menimbang huruf a Permenkes 6/2014 menyebutkan jika setiap tindakan yang dilakukan dalam bidang kedokteran harus berdasarkan indikasi medis dan terbukti bermanfaat secara alamiah.
Karenanya, tindakan non-medis yang tidak memiliki manfaat apapun, walaupun dilakukan oleh tenaga medis profesional, tidak menutup kemungkinan munculnya dampak negatif dari praktik tersebut.
Sunat perempuan dapat meningkatkan kesuburan perempuan: MITOS
Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan sunat perempuan dapat meningkatkan kesuburan.
Malah, praktik ini justru berpotensi menimbulkan bahaya pada kehamilan dan persalinan, seperti kesulitan saat proses bersalin, hingga kematian saat melahirkan, termasuk pula kematian bayi pascakelahiran.
Nah, itu dia sejumlah mitos-mitos populer terkait sunat perempuan yang dibantah dengan tegas oleh WHO.
(*)