Sembuh dari Covid-19? Lakukan Ini Agar Terhindar dari Long Covid

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 29 Agustus 2021
Apa yang harus dilakukan setelah sembuh dari Covid-19
Apa yang harus dilakukan setelah sembuh dari Covid-19 ronnachaipark

Parapuan.co - Hingga saat ini kita masih berhadapan dengan pandemi Covid-19.

Kita masih harus berjuang untuk memerangi virus corona ini setiap harinya.

Meski kasusnya semakin meningkat, namun tingkat kesembuhannya pun juga semakin naik.

Seiring dengan meningkatnya angka kesembuhan Covid-19 pada gelombang kedua pandemi ini, masyarakat diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh, dan memperhatikan kondisi kesehatannya.

Pasalnya, menurut World Health and Organization (WHO), waktu pemulihan untuk mereka yang sudah sembuh dari Covid-19 akan tergantung dengan keparahan penyakitnya dan tipikal gejala yang dialami. 

“Lama waktu yang diperlukan untuk proses penyembuhan Covid-19 memang akan berbeda-beda bagi setiap orang. Buat yang bergejala ringan, biasanya butuh waktu pemulihan sekitar dua minggu, sedangkan mereka yang punya gejala parah atau bahkan kritis membutuhkan waktu hingga tiga sampai enam minggu,” kata Chief of Medical Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, MARS, seperti dikutip dari rilis yang diterima Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: Perbedaan Reinfeksi, Long Covid, dan Psikosomatis Menurut Ahli

Setelah mendapatkan hasil tes PCR negatif, tubuh tidak dengan otomatis dapat kembali normal.

Seperti dilansir dari The Pharmacy Times, disebutkan 87,4% orang yang pulih dari infeksi Covid-19 masih melaporkan mengalami setidaknya satu gejala seperti kelelahan dan sesak napas.

Hal ini biasa disebut juga dengan long covid, yang mungkin dialami oleh mereka yang telah menjadi penyintas Covid-19.

Menurut dokter umum dari RS Panti Waluyo, Surakarta, dr. Adi Purnomo mengungkap bahwa Long Covid adalah kondisi pasca Covid-19 di mana pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan tidak ada gejala akut tapi masih merasakan gejala.

"Nah, gejala Long Covid atau post Covid ini bisa berlangsung rata-rata sampai empat minggu ke depan. Tapi ada juga yang bisa bertahan sampai tiga bulan atau 12 minggu ke depan," ucap dr. Adi pada PARAPUAN, Sabtu (31/07/2021).

Menurut dr. Adi Long Covid bisa terjadi karena ketika kondisi tubuh mengalami Covid-19 itu sebenarnya tidak hanya saluran napas saja yang bermasalah.

Tapi seluruh tubuh itu mengalami gangguan.

Lantas, apa saja yang harus diperhatikan walaupun telah dinyatakan negatif dari Covid-19?

Monitor kondisi kesehatan

Ketahui gejala yang masih dialami dan berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa perkembangan lanjutan kesehatan.

Berdasarkan beberapa penelitian, pasien yang telah sembuh dari Covid-19 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit lainnya, setidaknya dalam waktu singkat.

Selain gejala fisik, ternyata penyintas Covid-19 juga kerap mengalami gejala emosional.

Berdasarkan laporan ilmiah yang dipublikasikan oleh US Pharm pada tahun 2021, pasien yang pernah memiliki riwayat positif Covid-19 disebutkan memiliki tendensi untuk menderita kecemasan, disregulasi emosi, dan perburukan kondisi mental yang sebelumnya sudah ada.

Baca Juga: Long Covid Lebih Sering Dialami Perempuan? Ini Penjelasan dari Dokter

Terapkan protokol kesehatan dan lakukan vaksinasi

Orang yang telah sembuh dari Covid-19 akan memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut, selama sekitar 8 bulan atau lebih.

Meski begitu, kasus terjadinya infeksi berulang masih dapat terjadi.

Ini artinya, meski telah sembuh, protokol kesehatan tetap harus diterapkan.

Penyintas Covid-19 tetap harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas atau aktivitas di luar rumah.

Studi dari MMWR juga menyebutkan bahwa penyintas yang telah mendapatkan vaksin memiliki kemungkinan reinfeksi lebih rendah daripada mereka yang tidak.

Tingkatkan imunitas dan konsumsi makanan bergizi 

Virus Covid-19 sejatinya dapat ditangkal atau disembuhkan dengan sendirinya asal tubuh memiliki sistem imun yang kuat.

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kekuatan imun adalah asupan nutrisi yang cukup, khususnya protein.

“Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang menjadi sumber pembentukan sel imun dan antibodi dalam tubuh. Ia memastikan bahwa sistem imun dapat bekerja dengan baik.

"Setidaknya, penyintas Covid-19 disarankan untuk memakan tiga porsi protein sehari. Jika masyarakat tidak yakin apakah asupan protein harian yang dikonsumsi mencukupi, konsumsi suplemen makanan kaya protein dan asam amino sebagai tambahan,” terang dr. Irwan.

Baca Juga: Pernah Alami Long Covid, Melaney Ricardo Wanti-wanti Masyarakat: Covid-19 Bukan Gimmick

Salah satu suplemen makanan kaya protein yang dapat menjadi pilihan adalah saripati ayam yang mengandung bio amino peptida.

Lebih lanjut, secara klinis kandungan protein dan bio amino peptida pada saripati ayam terbukti membantu meningkatkan imunitas tubuh.

“Berbagai jurnal penelitian internasional juga menyebutkan pentingnya protein dalam meningkatkan imunitas tubuh. Bahkan, salah satu penelitian yang dimuat di laman resmi FAO, badan pangan PBB menunjukkan bahwa saripati ayam juga membantu mengurangi kelelahan fisik dan mental.

"Selain itu, penelitian dari Cambridge menunjukkan kekurangan protein dan bio amino peptida akan menurunkan fungsi imunitas tubuh dan membuat tubuh lebih mudah terinfeksi penyakit,” jelas General Manager PT  Brands Suntory Indonesia, Agus Setio Joewono.

 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja