Self-diagnose bisa membuatmu menyangkal masalah kesehatan mental yang sedang dialami
Biasanya, seseorang akan menyimpulkan hal terburuk saat melakukan self-diagnose.
Tetapi, ternyata hal kebalikannya juga berlaku.
Tak jarang ada orang yang memilih untuk menyangkal gangguan kesehatan mental yang sedang dialami.
Mereka umumnya merasa masalah kesehatan mental yang ia alami tidak terlalu parah.
Ia berpikir, ah, bukan hal penting, kok. Masalah ini nggak terlalu parah.
Padahal, denial atau penyangkalan tidak akan menyelesaikan masalah.
Sebab bisa jadi masalah kesehatan mental yang dimiliki membutuhkan penanganan segera agar tidak semakin parah.
Baca Juga: Caramu Mengepalkan Tangan Ternyata Bisa Tunjukkan Kepribadian, Ini Dia Maknanya
Terlalu sering self-diagnose akan membuatmu enggan berkonsultasi dengan pakar
Setelah googling masalah kesehatan mentalmu, kamu jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog.
Sebab, kamu berpikir bahwa kamu bisa tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli.
Jika terlalu sering dilakukan, self-diagnose bisa memunculkan trust issue kepada psikolog dan psikiater.
Hal ini dapat terjadi karena kamu sudah terlalu percaya diagnosis yang kamu dapat dari internet.
Kamu jadi cenderung mempercayai internet, bukan para ahli.
Padahal, berkonsultasi pada psikolog bisa membantumu menemukan langkah selanjutnya.
Mulai dari tingkat keparahan hingga konfirmasi terkait kondisi yang dialami, kamu bisa menunjukkan kemajuan kesehatanmu daripada sekadar panik!
(*)