"Beijing games membuat saya memilih jalan lain untuk menemukan triathlon dan pengobatan.
Saya harus fokus akan apa yang saya bisa lakukan, bukan kepada apa yang saya tidak bisa lakukan," ujarnya.
Dia pun fokus menjadi dokter dan fisioterapi. Namun panggilan untuk menjadi atlet kembali lagi.
Perempuan berusia 33 tahun ini pun akhirnya mengikuti kembali triathlon untuk Paralimpiade Rio 2016.
Namun, sayangnya, dia tak berhasil mendapatkan medali dan hanya ada di posisi kelima.
"Saya menduduki posisi kelima di Paralimpiade Rio 2016. Dan, saya berjanji dengan diri saya, saya akan mencoba kesempatan baru.
Baca Juga: Keren! Ini Alasan Syuci Indriani Tak Akan Menyerah di Paralimpiade Tokyo 2020
Untuk mendapatkan kesempatan baru saya harus kerja keras di tiga event triathlon," pungkasnya.
Tahun lalu, Susana harus menjadi garda terdepan menangani Covid-19 di Eropa.
Untungnya, Paralimpiade Tokyo 2020 ditunda sehingga dia pun fokus menjalani kariernya sebagai dokter.
Susana cerita kalau dirinya sudah memimpikan untuk menjadi atlet Paralimpiade sejak kecil.
Maka tak heran, bila dia pun berusaha sekeras tenaga untuk menjadi atlet Paralimpiade di Tokyo 2020.
"Sejak kecil dan saya sadar saya punya kekurangan, tapi saya selalu ingin pergi ke Paralimpiade," ujarnya.
Tak disangka mimpinya itu pun tercapai di Paralimpiade Tokyo 2020. Susana berhasil mendapatkan medali emas!
Kawan Puan, semoga semangat Susana Rodriguez dalam meraih mimpinya ini bisa menular pada kita semua ya! (*)