Malala Yousafzai bukanlah sosok perempuan yang terlahir di negara maju.
Ia justru terlahir di negara dunia ketiga yang penuh konflik yaitu negara Pakistan.
Saat itu negaranya sedang dikuasai oleh sekelompok teroris yaitu Taliban yang melarang anak perempuan untuk pergi ke sekolah.
Ketika berusia 15 tahun, perempuan yang dianugerahi Nobel Perdamaian ini vokal menyuarakan pemikirannya bahwa perempuan berhak bersekolah.
Hal tersebut membuat dirinya ditembak di bagian kepala oleh salah satu anggota Taliban karena kegigihannya.
Tragedi tersebut akhirnya tercium oleh dunia dan mendulang banyak simpati dari berbagai negara.
Baca juga: Diragukan, Pembalap Alinka Hardianti: Aku Harus Nunjukin Perempuan Bisa Balap!