Parapuan.co – Jika dilihat dari sudut pandang psikologi, childfree merupakan keputusan yang diambil secara sadar oleh pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan.
Banyak pertimbangan yang menyebabkan seseorang atau pasangan memutuskan untuk childfree.
Beberapa pertimbangannya ialah kondisi mental, trauma masa kecil, faktor financial, hingga kondisi lingkungan.
Tentunya mengatakan pilihan terkait childfree ini tidak mudah, terutama pada pasangan yang memeliki extended family atau menjalani kehidupan rumah tangga bersama keluarga atau mertua.
Meskipun keputusan childfree berada ditangan kamu dan pasangan, mendengarkan pendapat orang tua bukanlah hal yang salah, melainkan dapat digunakan sebagai pertimbangan lain.
Terlebih Kawan Puan berdampingan dengan kebudayaan yang menganggap pernikahan merupakan sebuah penyatuan keluarga.
Lalu, kapan sebaiknya kita memulai pembicaraan terkait childfree?
Kamu mungkin sedang mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pilihanmu terkait childfree.
Terkait dengan kondisi ini PARAPUAN telah menghubungi Psikolog Anak dan Klinis, Intan Kusuma Wardhani., M.Psi, Psikolog.
Intan menyarankan akan lebih baik jika Kawan Puan dan pasangan mulai membicarakan keputusan terkait childfree sebelum memasuki pernikahan.
Baca Juga: Sama-Sama Tak Punya Anak, Ini Perbedaan Pasangan Childfree dan Childless
“Jadi memang sebaiknya ketika kita memiliki wacana atau bayangan kayaknya aku lebih baik tidak punya anak, sebaiknya sudah dibicarakan sebelum menikah,” jelas Intan saat pada Jumat (28/08/2021).
Apabila dilihat dari sudut pandangan psikologi, menyampaikan pemikiran terkait pilihan untuk childfree memang lebih baik disampaikan sebelum pasangan melakukan pernikahan.
Tujuan dibicarakan sebelum menjalani rumah tangga ialah menghindari kemungkinan buruk seperti perbedaan pola pikir atau idealisme yang menyebabkan perpecahan.
“Agar kita bisa tahu juga apakah calon pasangan kita memiliki pandangan yang sama atau tidak,” tambahnya.
Diskusi Intens
Alasan mendasar lainnya mengapa perempuan lebih baik menyampaikan pemikirannya terkait childfree sebelum pernikahan adalah untuk meminimlisir pertengkaran.
“Jika pandangan ini berbeda dan tidak bisa diterima oleh pasangan, nantinya bisa jadi sumber masalah dengan pasangan,” tegasnya.
Namun, jika pilihan untuk childfree muncul pasca pernikahan, Kawan Puan perlu mendiskusikan ini dengan pasangan.
Tentunya diskusi harus dilakukan saat kamu dan pasangan dalam kondisi emosional yang stabil.
Pasalnya, jika kamu atau pasangan sedang dalam kondisi emosional yang impulsif, hal tersebut berpengaruh pada keputusan yang diambil.
Demikian pendapat psikolog terkait waktu yang tepat untuk mengutarakan keputusan untuk childfree.
Semoga membantu Kawan Puan jika sedang bingung kapan melakukan diskusi terkait childfree.
(*)
Baca Juga: Ramai Dibahas, Ini Penjelasan Childfree dari Sudut Pandang Psikolog