Menopause Sebabkan Ragam Masalah Kulit Ini, Berikut 5 Cara Merawatnya

Citra Narada Putri - Jumat, 3 September 2021
Memasuki usia menopause, banyak masalah yang muncul pada kulit.
Memasuki usia menopause, banyak masalah yang muncul pada kulit. insta_photos | iStockphoto

Parapuan.co – Memasuki masa menopause, tubuh kita banyak mengalami perubahan.

Mulai dari tidak lagi mengalami menstruasi tiap bulan, tapi juga kerap mengalami hot flashes, yaitu sensasi rasa panas yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

Namun ternyata, perubahan tersebut juga termasuk pada kondisi kulit kita loh.

Seperti dijelaskan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists bahwa menopause adalah saat ovarium berhenti memproduksi estrogen (hormon yang membantu mengatur siklus menstruasi).

Ternyata hal ini bisa berdampak pada kulit kita. Karena ternyata estrogen memiliki peranan yang besar pada kesehatan kulit.

Baca Juga: Simak! Ini 5 Perubahan yang Terjadi pada Vagina Setelah Menopause

Misalnya, seperti melansir dari Well and Good, bahwa kadar hormon yang menurun bisa menyebabkan berbagai masalah pada kulit, seperti kusam, kekeringan, dan peningkatan kepekaan terhadap sinar UV yang merusak.

Lebih dari itu, disampaikan oleh dokter kulit Howard Murad, MD, pendiri lini perawatan kulit eponymous, bahwa ketika perempuan kehilangan estrogen, produksi kolagen juga ikut menurun.

“Itu berarti kulit bisa menjadi lebih tipis dan mulai melorot juga,” ujar dr. Murad.

Umumnya memang, menopause akan teradi pada perempuan ketika mereka mulai menginjak usia 51 tahun.

Kendati demikian, masalah-masalah pada kulit juga bisa muncul lebih awal.

“Seiring bertambahnya usia, kulit secara alami menjadi lebih dehidrasi, yang menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti garis-garis halus dan kerutan serta kusam,” kata Dr. Murad.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk merawat kulit saat memasuki usia menopause?

1. Hidrasi untuk Menjaga Kelembapan

Menurut Ranella Hirsch, MD, dokter kulit berbasis di Boston, Amerika Serikat, estrogen punya peran penting menjaga fungsi skin barrier, yang mencegah kehilangan air.

Lebih dari itu ia menambahkan bahwa estrogen meningkatkan produksi sebum, sehingga kulit menopause memiliki lebih sedikit minyak alami.

Perlu diingat juga bahwa kulit kita menipis seiring bertambahnya usia, sehingga hidrasi menjadi hal yang esensial dalam merawat kulit bagi Kawan Puan yang memasuki usia menopause.

Dr. Hirsch mengingatkan bahwa ada tiga jenis pelembab utama.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Begini Rawat Vagina Setelah Menopause

 

Pertama adalah oklusif, yang bertindak seperti segel dan mencegah kulit kehilangan kelembapan karena lingkungan.

Kedua adalah emolien, yang melembutkan kulit dengan menopang lipid yang hilang dan bagian lain dari penghalang kelembaban.  

Ketiga adalah humektan, yang menarik air ke lapisan atas kulit dan menahannya di sana.

“Oklusif dan emolien adalah dua kategori yang umumnya paling cocok untuk kulit menopause,” catatnya.

2. Pencerah untuk Flek Hitam

Salah satu masalah yang juga akan dialami oleh mereka yang memasuki usia menopause adalah munculnya flek hitam.

Untuk mengatasi flek hitam ini dan meningkatkan tekstur serta warna agar lebih merata, Dr. Murad dan Dr. Hirsch merekomendasikan untuk memasukkan kandungan aktif seperti vitamin C dan niacinamide ke dalam rutinitas perawatan wajah.

3. Perlindungan Sinar UV

Semakin tipis kulit, semakin penting untuk melindunginya dari paparan sinar matahari.
Pasalnya, seperti kata Dr. Hirsch, pertumbuhan prakanker dan kanker kulit dari paparan sinar UV lebih umum seiring bertambahnya usia.

“Karena matahari merusak kolagen, kamu pasti ingin menjaga kulit tetap terlindungi,” kata Dr. Hirsch.

Inilah mengapa Kawan Puan yang sudah memasuki usia menopause harus melindungi kulitnya dengan tetap rutin menggunakan sunscreen.

Para dokter pun merekomendasikan menggunakan tabir surya dengan minimal SPF 30 dan memakainya kembali setiap dua jam sepanjang hari.

Baca Juga: Bagaimana Sunscreen Bekerja untuk Kulit? Ini Pendapat Pakar Kulit

4. Hindari Pemicu Jerawat

Jerawat tidak hanya muncul bagi remaja saja loh Kawan Puan, ketika kita memasuki usia 40 hingga 60 tahunan pun, masalah kulit sejuta umat ini tetap ada.

Hal ini dikarenakan hormon kita tetap berfluktuasi, bahkan ketika usia kita terus bertambah.

Lebih dari itu, peningkatan androgen ketika memasuki usia 40-an dapat membuat kulit lebih rentan terhadap flare-up.

Dan menurut penelitian bertajuk Menopausal Acne yang diterbitkan pada tahun 2019, skin barrier yang melemah dan kehilangan air transepidermal saat menopause dapat berkontribusi pada peradangan, yang dapat memperburuk jerawat.

Seperti yang disampaikan oleh dr. Murad bahwa jerawat pada menopause biasanya muncul di bagian bawah wajah dan menyerupai kista kecil, bukan komedo dan whiteheads yang biasanya terlihat pada remaja.

Jerawat ini kemungkinan akan hilang setelah menopause, tetapi sementara itu, sebaiknya hindari pemicunya.

Misalnya seperti menggunakan kosmetik berbahan dasar minyak yang menyumbat pori, tidak mencuci muka dengan benar, atau makan makanan yang dapat menyebabkan jerawat, seperti susu atau karbohidrat manis.

Baca Juga: Apakah Kawan Puan Sudah Memasuki Usia Menopause? Kenali Ciri-Cirinya

5. Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit ketika usia terus bertambah.

“Ketika kamu mengonsumsi buah dan sayuran yang kaya air, seperti mentimun dan semangka, air secara bertahap dilepaskan ke dalam tubuh saat kamu mencerna dan membantunya tetap terhidrasi lebih lama,” kata dr. Murad.

Untuk meningkatkan hidrasi kulit dan meningkatkan kekencangan serta kekenyalannya, perbanyak konsumsi makanan kaya air sepanjang hari.

Dr. Murad juga merekomendasikan untuk sering berolahraga dan mengonsumsi makanan seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan, yang memiliki antioksidan dan lemak sehat yang dapat membantu menyehatkan kulit.(*)

Sumber: Well and Good
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja