Jangan Asal, Perhatikan Hal Ini Saat Mendiskusikan Childfree

Saras Bening Sumunarsih - Jumat, 3 September 2021
Menyampaikan keputusan childfree pada pasangan
Menyampaikan keputusan childfree pada pasangan pexels

Parapuan.co – Menyampaikan keputusan untuk childfree pada pasangan tentu bukan hal yang mudah.

Sebab, childfree bukan hal yang lazim terutama di Indonesia. Oleh karena itu, saat memutuskan untuk childfree, Kawan Puan harus memerhatikan beberapa hal agar dapat diterima pasangan. 

Saat akan menyampaikan keputusan childfree, Kawan Puan mungkin akan dihadapkan dengan perasaan bimbang bahkan takut.

Tidak perlu takut, sebab ada beberapa cara yang tepat untuk mendiskusikan childfree dengan pasangan berdasarkan ilmu Psikologi. 

Terkait kondisi ini PARAPUAN telah menghubungi Psikolog Anak dan Klinis, Intan Kusuma Wardhani, M.Psi, pada Jumat (28/08/2021).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan childfree pada pasangan, seperti:

Menjelaskan Alasan

Hal pertama yang harus Kawan Puan lakukan adalah memaparkan alasan mengapa memutuskan untuk childfree. 

“Dalam mengkomunikasikan dengan pasangan tentunya harus disertai dengan pertimbangan yang rasional,” jelas Intan saat dihubungi oleh PARAPUAN pada Jumat (28/08/2021)

Saat Kawan Puan memiliki pemikiran terkait childfree, Kawan Puan harus menyampaikan alasan-alasan yang rasional dan logis.

Seseorang yang memiliki pemikiran untuk childfree sering kali mempertimbangkan beberapa hal seperti kondisi mental, financial, trauma masa kecil, hingga faktor lingkungan.

Untuk itu, berikan pasangan alasan mendasar terkait pemikiran ini dengan jujur dan terbuka. 

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mendiskusikan Childfree Bersama Pasangan?

Sebagai contoh, jika alasan yang mendasari Kawan Puan memilih childfree adalah kondisi psikologis karena trauma masa lalu, maka ungkapkan ini pada pasangan. 

Ungkapkan kondisi Kawan Puan yang sebenar-benarnya pada pasangan, jangan ada yang ditutupi. 

 

“Mungkin salah satu atau keduanya punya punya permasalahan psikologis, sehingga menyadari secara psikologis tidak cukup setabil untuk nantinya dapat mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik,” tambahnya.

Kondisi Emosi

Intan juga menyarankan sebelum Kawan Puan menyampaikan keputusan childfree pada pasangan, ada baiknya jika kondisi emosi masing-masing diperhatikan. 

Diperlukan emosi yang stabil antara kamu dan pasangan saat akan berdiskusi.

“Kemudian juga dilakukan pada saat dalam kondisi emosi yang stabil dalam diskusinya. Tidak dalam kondisi impulsif, sehingga menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak bijaksana,” ucapnya.

Untuk itu, luangkan waktu untuk kamu dan pasangan. Pastikan jika kamu dan pasangan berada dalam kondisi yang baik-baik saja dan tanpa masalah.

“Harus berada dalam kondisi sadar dan emosi yang setabil dan juga harus siap dengan alasan-alasan yang rasional,” tuturnya. 

Pahami Risiko

Tidak hanya menyampaikan alasan yang logis, Kawan Puan juga perlu menyampaikan risiko yang mungkin akan terjadi.

Baca Juga: Meski Beda Pandangan, Ini Cara Mendukung Teman yang Memilih Childfree 

 

“Kemungkinan akan ada pandangan buruk dari masyarakat misalnya, atau kemungkinan pertentangan dari mertua atau orang tua. Hal ini nanti perlu dibicarakan tentunya,” ungkap Intan.

Selain menyampaikan alasan-alasan terkait childfree, Kawan Puan juga perlu menyampaikan risiko yang memungkinkan terjadi dalam kehidupan rumah tangga.

“Kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi kedepannya baik satu tahun ke depan, dua tahun ke depan atau sampai mereka lanjut usia,” tutupnya.

Kawan Puan, itu tadi beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan menyampaikan keputusan untuk childfree. Semoga membantu!

(*)

Baca Juga: Pendapat Pakar soal Keputusan Childfree, Apakah Termasuk Hal yang Egois?

 

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini