Parapuan.co - Berperilaku baik adalah hal yang bagus. Terlebih berbuat baik kepada orang lain.
Hal ini memang diperlukan, mengingat kita memiliki kehidupan sosial yang saling bersinggungan dengan orang lain.
Namun, jika kamu lebih sering menyenangkan orang lain daripada menyenangkan dirimu sendiri, kamu dapat dikatakan sebagai people pleaser, lho.
Apa itu people pleaser?
People pleaser adalah seseorang yang selalu berusaha untuk membuat orang lain senang, meskipun membuang-buang waktu atau energi yang dimilikinya.
Baca Juga: Apa Itu FONO? Istilah Baru Soal Ketakutan Akan Keadaan 'Normal Baru'
“Biasanya, hal ini muncul karena kepercayaan diri yang rendah. Faktornya ada banyak, mulai dari trauma sampai orang tua yang menuntut anaknya untuk menjadi pribadi yang membanggakan,” jelas Ni Made Putri Ariyanti, M.Psi., Psikolog.
People pleaser tentu istilah yang cukup menyakitkan.
Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya termasuk dalam kategori ini.
Terlalu berusaha membuat orang lain menjadi senang hingga melupakan kebahagiaan diri sendiri dan menguras banyak energi, demi pujian dari orang lain.
Psikolog dari aplikasi konsultasi psikologi Riliv tersebut menjelaskan lebih lanjut kalau people pleasing dapat memunculkan rasa frustrasi, karena orang-orang yang memanfaatkan people pleaser tidak menyadari pengorbanan yang diberikan.
Apakah kamu termasuk people pleaser? Coba cek tanda-tanda people pleaser berikut ini.
Selain sulit berkata tidak, inilah kebiasaan people pleaser.
1. Sering meminta maaf, meski tidak salah
Tiada hari berlalu tanpa kamu meminta maaf.
Bahkan, kamu selalu siap untuk disalahkan, meskipun itu sebenarnya adalah kesalahan orang lain.
Kamu berpikir, lebih baik meminta maaf daripada mendapati orang lain memusuhimu, atau bahkan membencimu.
2. Memerlukan validasi dari orang lain
Kamu percaya kalau kamu hanya pantas disukai oleh seseorang kalau kamu telah memberikan semua yang kamu miliki kepadanya.
Karena kamu takut akan penolakan, kamu pun berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan pujian dan persetujuan dari orang tersebut.
Baca Juga: Merasa Takut Keluar Rumah Saat Pandemi? Kamu Mungkin Mengalami FOGO
3. Merasa bersalah setelah melakukan sesuatu
Menjadi people pleaser artinya berkata “ya” pada setiap kesempatan, atau melakukan segala hal yang diminta orang lain terhadapmu.
Misalnya, kamu tidak ingin pergi ke sebuah acara, tetapi kamu tetap datang.
Akhirnya, kamu merasa bersalah karena membuang-buang waktumu, padahal kamu bisa mengisinya dengan me-time.
Lalu, bagaimana cara berhenti menjadi people pleaser? Ini dia caranya.
Menolak dengan sopan Ajakan Teman dan Berikan Alasan yang Jelas
Sebelum katakan "tidak mau", mungkin menjadi penting untuk perlu menyadari kondisi diri.
Penting menyadari apa penyebab kita ingin menyenangkan orang lain dan menetapkan batasan dengan mengetahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, apa yang disuka dan tidak disuka.
Saat mengatakan tidak mau, perlu diberikan penjelasan namun jangan berlebihan.
Untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain, bisa diawali dengan pujian dan akhiri dengan terima kasih, seperti "Terima kasih sudah mengajak aku, sayangnya aku tidak bisa hadir, tapi lain kali beritahu aku ya."
Meminta maaf dengan sungguh-sungguh
Jangan meminta maaf hanya karena kamu ingin merasa lebih baik mengenai dirimu sendiri.
Permintaan maaf tidak ada artinya kalau tidak sungguh-sungguh.
Alih-alih mengatakan “maaf” saja, kamu dapat meminta maaf dengan:
-
“Maaf, saya janji tidak akan melakukannya lagi.”
-
“Maaf, saya merasa tidak enak sekali.”
-
“Maaf, saya malu terhadap diri saya sendiri.”
Baca Juga: Ini 5 Tips Mengatasi Coronasomnia, Kesulitan Tidur Akibat Stres
Temukan validasi dari dirimu
Berhentilah mencari validasi dan apresiasi dari orang lain, karena kamu hanya perlu menemukannya dari dalam dirimu sendiri.
Lakukan aktivitas yang membuatmu merasa senang karena mencapai sesuatu.
Bersenang-senanglah bersama teman-temanmu tanpa harus melakukan sesuatu untuk mereka.
Yang terpenting, nikmati kebahagiaan yang kamu rasakan tanpa merasa bersalah.
Kalau kamu merasa senang, kamu tidak perlu menyenangkan orang lain.
People pleasing dapat berasal dari trauma atau pola masa kecil yang telah ada sejak lama.
Jika kamu merasa butuh untuk segera menyelesaikan permasalahan ini, maka kamu bisa segera konsultasi dengan psikolog.
(*)