Di sisi lain, perlu Kawan Puan ketahui bahwa pada cabang olahraga (cabor) bulu tangkis dalam Paralimpiade Tokyo 2020 memiliki enam kelas atlet.
Di mana setiap kelas ditandai dengan kode yang terdiri dari dua huruf dan diikuti dengan satu digit angka.
Baca Juga: Olahraga untuk Perempuan saat Program Hamil, Apa Saja yang Aman?
Dua huruf pertama itu menjelaskan posisi atlet saat bertanding, dan angka terakhir menunjukkan derajat disabilitas atlet.
Berikut ini enam klasifikasi yang disesuaikan dengan kondisi atlet.
- WH1 merupakan atlet yang menggunakan kursi roda. Atlet yang diklasifikasikan ke WH1 memiliki keterbatasan pada kedua kaki dan fungsi tubuh bagian atas sangat terbatas.
- WH2 ialah atlet berkursi roda dengan keterbatasan pada satu atau kedua kakinya. Sementara itu tubuh bagian atas normal atau keterbatasannya minim.
- SL3 berisi atlet yang mampu berdiri dengan keterbatasan pada satu atau kedua kaki dan keseimbangan tidak bagus saat berjalan ataupun berlari.
- SL4 adalah klasifikasi atlet yang kondisinya lebih ringan dari SL3. Di mana keterbatasan bisa pada satu atau kedua kaki dengan keseimbangan yang bagus ketika berjalan ataupun berlari.
- SU5 merupakan kode atlet yang memiliki pada tubuh bagian atas. Misalnya saja adanya keterbatasan pada tangan.
- SS6 adalah kode bagi para atlet yang bertubuh pendek biasanya karena faktor genetik. Dalam arti lain atlet yang masuk ke kelas SS6 itu sering merujuk pada kekerdilan.