Parapuan.co - Fear of Missing Out atau FOMO adalah sindrom yang membuat seseorang takut ketinggalan tren yang sedang dibicarakan masyarakat saat ini.
FOMO membuat seseorang selalu ingin up-to-date, bahkan tak jarang bisa membahayakan psikologi dirinya sendiri.
Singkatnya, FOMO adalah sebuah fenomena psikologis di mana kita takut ketinggalan terhadap hal-hal yang sedang populer.
Rupanya, FOMO juga bisa kita temui dalam lingkup e-commerce yang dapat memengaruhi interaksi, pemikiran, pendekatan kerja, pengambilan keputusan, dan pembelian, melansir Segmentify.
Baca Juga: Ingin Mengembangkan Bisnis? Coba Strategi Marketing 4Ps Ini yuk!
FOMO sering digunakan sebagai strategi marketing yang dapat menarik orang untuk melakukan pembelian produk kita.
Dengan memanfaatkan 'ketakutan' seseorang terhadap risiko ketinggalan trend, sebagai pengusaha atau pemilik bisnis kita bisa meraih cuan.
Yuk, cari tahu bagaimana FOMO bisa kita terapkan dalam bisnis!
Apa yang dilakukan pemasaran FOMO?
Dalam E-commerce, FOMO digunakan secara aktif karena urgensi dan prospek kehilangan sesuatu memiliki dampak besar dalam membentuk keputusan orang.
Misalnya pembelian impulsif yang dilakukan karena adanya promo besar-besaran atau promo tiap bulan karena seseorang takut kehilangan kesempatan itu.
Bisa juga dengan promosi di mana akan habis pada hari itu juga jika kamu tidak membelinya sekarang.
Nah takut ketinggalan promosi inilah disebut dengan pemasaran FOMO.
Baca Juga: Teknik WOM Marketing, Cara Lama namun Ampuh untuk Mempromosikan Produk, Yuk Cari Tahu!
Terlebih lagi, kampanye promosi viral membantu menerapkan FOMO di antara konsumen yang membuat orang mempertimbangkan peluang atau membeli produk.
E-commerce menggunakan pemasaran FOMO
Banyak situs E-commerce menggunakan email, mendorong notifikasi secara intensif untuk mengembalikan perasaan FOMO ini dalam perilaku pembelian.
Email dan pemberitahuan push mengingatkan orang tentang produk yang mereka pernah lihat sebelumnya.
Kemudian halaman yang mereka kunjungi, dan mendorong mereka untuk mengonversi dengan menunjukkan stok terbatas, tenggat waktu kampanye, berakhirnya diskon dan merasa familiar akan hal ini.
Sejalan dengan kampanye ini, kemungkinan besar konsumen akan membeli produk atau produk di bawah pengaruh FOMO.
Dengan menerapkan strategi yang membuat orang merasakan FOMO, maka tinggi kesempatan kita untuk menjual lebih banyak produk.
Baca Juga: Perempuan Perlu Fokus pada 3 Hal Ini untuk Dapat Promosi Jabatan
(*)