Parapuan.co - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diperingati setiap tanggan 10 September setiap tahunnya yang bertujuan untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendirian.
Namun, meski tahu dirinya tidak sendiri, seseorang yang memiliki niat ingin bunuh diri mungkin saja sulit bercerita terkait masalah-masalahnya dengan orang lain. Mengapa?
Jika Kawan Puan dipercaya menjadi seorang pendengar, kamu perlu tahu bahwa ada ungkapan atau kalimat yang harus dihindari saat orang cerita tentang bunuh diri.
Sering kali respons dukungan yang mereka harapkan pada kenyataannya berubah menjadi tindakan menghakimi yang justru mendorong mereka untuk membulatkan tekad bunuh diri.
Oleh karena itu, menawarkan dukungan dan menolong mereka dari perilaku mengakhiri hidup adalah tindakan yang bijaksana agar mereka yakin bahwa orang di sekitanya mendukung.
Baca Juga: Ini 5 Tips Mengatasi Coronasomnia, Kesulitan Tidur Akibat Stres
Reynitta Poerwito, seorang psikolog klinis di Eka Hospital BSD menjelaskan seperti apa ungkapan dan kalimat yang harus dihindari saat orang cerita ingin bunuh diri.
"Ungkapan ini sebenarnya bukan hanya dihindari untuk orang bunuh diri, melainkan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) juga," kata Reynitta kepada PARAPUAN, Jum'at (9/10/2021).
1. Jangan Menolak Emosinya
"Hindari menolak emosi, perasaan, dan reaksi mereka dengan reaksi yang meremehkan atau tidak menganggap serius," ujar Reynitta.
Reynitta menambahkan, hindari ungkapan seperti, "Ah, orang cuma gitu, aku juga kayak gini kok, orang tuaku juga galak tapi tidak ada keinginan untuk bunuh diri."
Atau kalimat, "Santai-santai saja, kamu seharusnya lebih fleksibel deh."
Reynitta menyarankan, untuk tidak memberikan reaksi membandingkan atau menyepelekan jika ada seseorang yang meyatakan perasaannya ingin bunuh diri.