Parapuan.co - Pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia.
Meski sudah mulai menurun, namun masih terus terjadi penambahan kasus setiap harinya.
Hingga Sabtu (11/9/2021) kemarin, tercatat ada 5.001 kasus baru.
Total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 4.163.732.
Walau sudah mulai menurun, kita masih harus tetap waspada akan penularan virus corona ini.
Baca Juga: Menurut Dokter, Ini 4 Panduan Olahraga yang Benar di Masa Pandemi
Protokol kesehatan pun masih harus terus digalakkan.
Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
dr. Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah, membahas terkait pasien komorbid dalam webinar dengan topik “Pencegahan dan Penanganan Covid-19 pada Pasien Komorbid”, yang diselenggarakan Allianz Indonesia.
dr. Vito membahas tentang upaya yang dapat dilakukan pasien komorbid untuk melindungi dirinya dan mencegah efek yang lebih berat, serta cara penanganan ketika terkena virus Covid-19.
Pasien komorbid merupakan pasien yang memiliki penyakit penyerta, selain penyakit utama yang sedang dideritanya, atau biasa kita kenal sebagai penyakit bawaan yang kronis.
Apabila kita memiliki penyakit jantung, obesitas, dan hipertensi, maka kita tergolong memiliki penyakit komorbid.
Komorbid membuat seseorang berisiko mengalami sakit lebih berat ketika terkena Covid-19.
Apalagi, sering terjadi keadaan darurat ketika ketersediaan kamar perawatan di rumah sakit menipis.
Kombinasi dari dampak dan situasi ini, tentu menjadi risiko dan berbahaya bagi pasien komorbid, sehingga komorbid perlu dikendalikan serta dideteksi sejak dini.
Baca Juga: Siasati Kehilangan Fungsi Indra Perasa Setelah Covid-19 dengan Cara Berikut!
“Agar kita dapat bertahan melewati pandemi ini, selain menjalankan protokol kesehatan kita juga perlu mengendalikan komorbid. Komorbid dapat menjadi sebuah bom waktu apabila tidak dideteksi sejak dini," ujar dr. Vito.
Efek yang timbul pada pasien komorbid akan lebih parah dan berdampak pada fungsi organ secara jangka panjang.
"Untuk mencegah risiko yang lebih parah, maka lakukanlah pencegahan dengan mendeteksi komorbid sejak dini serta menerapkan pola hidup sehat yang baik.
"Untuk yang terpapar, maka diperlukan penanganan efek komorbid dengan mengobatinya," tambah dr. Vito.
Pencegahan komorbid ini dapat kita lakukan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, rutin berolahraga dan berjemur untuk membentuk imunitas tubuh yang kuat.
Selain itu ketika pandemi, patuhi protokol kesehatan dengan memakai double masker sesuai anjuran, menjaga jarak untuk mengurangi dampak terpapar, meminimalisir kerumunan dan senantiasa menjaga kebersihan.
Deteksi dini komorbid dapat dilakukan dengan memeriksa tekanan darah untuk mengetahui apakah kita memiliki penyakit hipertensi.
Selain itu dapat mengukur lingkar pinggang untuk mengetahui apakah kita mengidap obesitas, serta memeriksakan diri apakah kita mempunyai penyakit jantung.
Deteksi komorbid dianjurkan untuk dilakukan di usia 20 tahun untuk mengetahui apakah kita mempunyai penyakit bawaan atau tidak.
Jadi ketika terdeteksi, dapat diobati sejak dini untuk mencegah risiko yang lebih besar lagi.
Kita dapat melakukan medical check up, pemeriksaan EKG, pemeriksaan LDL yang dapat dilakukan setiap tahun untuk mengetahui perkembangan faktor metabolik yang cenderung berubah.
Baca Juga: Ini 5 Tips Mengatasi Coronasomnia, Kesulitan Tidur Akibat Stres
Selain itu pemeriksaan CT scan, ronsen, X-ray, lab test juga dapat dilakukan secara berkala untuk memiliki informasi dasar kondisi organ tubuh kita dan tentunya untuk mengetahui komorbid.
“Selama virus itu masih ada, maka virus akan bermutasi menjadi varian-varian lain untuk bertahan, karena itulah sifat natural dari virus. Agar kita dapat bertahan di tengah pandemi, kita harus berani karena kita sudah memiliki pemahaman," terang dr. Vito.
Tak dapat dipungkiri bahwa kita harus tetap beraktivitas meski ketika pandemi.
Oleh karena itu, kita harus memahami protokol kesehatan yang harus dipatuhi, serta sadar akan kondisi kesehatan diri kita.
"Mengetahui dan mengontrol komorbid itu sama pentingnya dengan menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi ini,” tutup dr. Vito dari pemaparan materi yang dibawakannya.
(*)