Pentingnya Program Coaching dan Neuro-Linguistic untuk Dosen

Putri Mayla - Rabu, 15 September 2021
Begini pentingnya teknik coaching dan neuro-learning program untuk dosen.
Begini pentingnya teknik coaching dan neuro-learning program untuk dosen. Weedezign

Parapuan.co - Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pendidik tak bisa berhenti walau di tengah pandemi.

Di masa-masa pandemi inilah pengembangan SDM semakin dibutuhkan.

Karena pengembangan SDM akan meningkatkan kualitas manusia yang unggul, lengkap dengan karakter positif yang diharapakan dapat menciptakan inovasi, pemberdayaan lingkungan dan hal bermanfaat lainnya.

Sejalan dengan hal ini, Paragon menyelenggarakan Pelatihan Coaching dan Neuro-linguistic Programming yang merupakan bagian dari rangkaian acara Lecturer Coaching Movement (LCM) Nasional Series Paragon secara virtual pada Minggu, (12/9/2021).

LCM merupakan bagian dari program Inspiring Lecturer by Paragon (ILP) yang merespon program pemerintah yakni Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.

ILP dan LCM khusus menyasar para dosen di Indonesia dengan tujuan untuk memperkuat ketrampilan para dosen dan memberikan ruang belajar.

Dosen merupakan tonggak utama dari pendidikan tinggi di Indonesia.

Sehingga, meningkatnya kapabilitas mereka otomatis akan membawa perubahan positif kepada banyak mahasiswa.

Topik yang diangkat pada LCM Nasional Series ketiga ini yakni "NLP sebagai Penguat Coaching Dosen di Kampus Merdeka".

Lantas, apa itu Neuro-Linguistic Programming (NLP)?

Baca Juga: Metode Blended Learning, Solusi Belajar Mengajar di Tengah Pandemi

 

Baca Juga: PJJ Tak Berjalan Mulus, Solusinya yakni Hybrid Learning, Apa Itu?

Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi dan psikoterapi yang diciptakan oleh Richard Bandler dan John Grinder.

NLP mempelajari struktur internal seseorang dan bagaimana struktur tersebut bisa didesain untuk tujuan yang bermanfaat bagi orang tersebut.

Pada LCM #3 ini memiliki harapan untuk menguatkan dosen dengan NLP.

Hal- hal ini bisa bermanfaat untuk dosen dengan meningkatkan keterampilan coaching kepada mahasiswa ketika berada di lingkungan kampus.

Untuk diketahui, sebagian mahasiswa bingung dengan tujuan kuliah, maka dengan keterampilan coaching dari para dosen ini diharapkan dapat mengarahkan dan membimbing para mahasiswa untuk lebih memahami diri sendiri dan menemukan tujuan hidup.

Menurut Dr. Ir. Indra Jaya, M.M, coaching dapat menggali potensi mahasiswa dan diri sendiri sebagai tenaga pendidik.

"Kita menganggap mereka sebagai partner untuk berdiskusi. Mahasiswa menjadi sangat antusias. Semoga coaching menambah inspirasi untuk memperkuat anak-anak bangsa untuk estafet leadership kedepannya," tambahnya.

Pada LCM Nasional Series #3 terdapat sesi yang diisi oleh Hingdranata Nikolay (Licensed Master Trainer of NLP Pertama di Asia Tenggara dan CEO Inspirasi Indonesia).

Menurutnya, coaching sangat berbeda dengan mentoring dan teaching. 

"Coaching akan membantu mahasiswa untuk berpikir dan menemukan potensi diri terbaiknya lewat pertanyaan-pertanyaan provokatif yg memberdayakan," ungkapnya.

Tak hanya itu, coaching mengajak mahasiswa untuk learning bukan dosen yang melakukan teaching. 

Lebih lanjut lagi, coaching dapat berhasil jika dosen telah membangun kepercayaan mahasiswa dengan memiliki keterampilan klarifikasi dan reframing arah pemikiran serta melakukan persuasi.

Sehingga dengan coaching dan NLP, dosen dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif bersama mahasiswa.(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Hindari Menjelaskan Diri Sendiri Saat Bertengkar dengan Pasangan, Ini Alasannya