Parapuan.co - Di tengah gegap gempita acara Met Gala 2021, rumah mode mewah Balenciaga justru sedang diserang warganet karena salah satu produknya dianggap rasis.
Seperti melansir dari BBC, para kritikus mengatakan bahwa celana olahraga Balenciaga seharga 1.190 dolar AS, atau setara 16.5 juta Rupiah, telah menghina budaya warga kulit hitam.
Lebih tepatnya adalah celana The Trompe L'Oeil yang menampilkan sepasang celana boxer built-in yang mengintip dari ikat pinggang.
Gaya ini memang identik dengan gaya warga kulit hitam yang sempat dipopulerkan oleh musisi-musisi hip-hop.
Membela diri, Balenciaga mengatakan rumah modenya tersebut kerap menggabungkan potongan pakaian menjadi satu.
Baca Juga: Dibenci Sekaligus Dicinta, Ini Sejarah Sepatu Crocs yang Fenomenal
Salah satunya adalah jeans berlapis di atas celana olahraga dan kemeja kancing berlapis di atas t-shirt, seperti yang disampaikan oleh Ludivine Pont, Chief Marketing Officer Balenciaga.
"Celana The Trompe L'Oeil ini adalah perpanjangan dari visi itu," tambahnya seperti melansir dari BBC.
Pro dan Kontra
Celana Balenciaga ini pun mengusik komunitas warga kulit hitam mengingat tren mengenakan celana kedodoran atau sagging pants tersebut pernah dipopulerkan oleh artis-artis hip-hop pada tahun 90-an.
Kendati demikian, pada tahun 2000-an, beberapa negara bagian di Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang melarang warganya untuk mengenakan celana dengan gaya tersebut.
Peraturan ini pun dikecam karena dianggap mendiskriminasikan warga kulit hitam secara tidak adil dan mengekang kebebasan berpakaian serta berekspresi.
Kini, beberapa aturan tersebut telah dicabut, misalnya seperti di Shreveport, Louisiana.
Walau aturan ini telah dicabut, menurut American Civil Liberties Union, mendorong terjadinya kriminalisasi ras.
Yaitu polisi yang menggunakan dalih 'celana kedodoran' untuk menargetkan, mencari dan memenjarakan orang kulit hitam.
Banyak warganet yang mengecam Balenciaga atas produknya yang dianggap rasis.
Baca Juga: Bukan Hanya Tas, Louis Vuitton hingga Hermès Juga Luncurkan Skateboard
Kendati demikian tak jarang pengguna media sosial lainnya yang menganggap desain celana tersebut tidaklah rasis, karena menurut sebagian orang gaya ini adalah hal yang sangat umum di tahun 90-an, karena kerap dikenakan oleh para petinju.
Menanggapi perdebatan tersebut, seorang profesor Studi Africana di California State University, Marquita Gammage, kepada CNN mengatakan bahwa apropriasi budaya telah menempel erat pada celana tersebut.
"Sagging attire (pakaian kendur atau kedodoran) telah menjadi konsekuensi bagi orang Afrika-Amerika," ujarnya.
"Namun perusahaan seperti Balenciaga berusaha mengkapitalisasi gaya dan budaya kulit hitam, sementara (mereka) gagal melawan rasisme sistematis yang mengkriminalisasi orang kulit hitam dan tren pakaian hitam," tambah Gammage lagi.
Ini bukan pertama kalinya Balenciaga tersandung masalah rasisme.
Pada tahun 2018, rumah mode asal Spanyol ini meminta maaf setelah sebuah video diunggah di media sosial yang menunjukkan seorang pelanggan asal Cina diserang di toko Balenciaga di Paris, Perancis.
Ini pun memicu reaksi di media sosial Cina yang mendukung boikot terhadap Balenciaga dengan tagar #BoycottBalenciagaDiscriminatesAgainstChinese, yang setidaknya sudah dilihat sebanyak 29 juta kali.(*)