Parapuan.co - Hari Ozon Sedunia setiap tanggal 16 September merupakan peringatan untuk mengetahui pentingnya lapisan ozon bagi kehidupan manusia.
Selaras dengan itu, Kawan Puan juga perlu tahu bahaya sinar UV bagi kulit karena kini lapisan ozon mengalami penipisan.
Lapisan ozon mengalami penipisan akibat penggunaan barang elektronik yang tidak bebas CFC, polusi kendaraan, penggundulan hutan, dan masih banyak lagi.
Penipisan lapisan ozon akan meningkatkan paparan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari ke bumi.
Memang sinar UV memiliki efek menguntungkan, tetapi di sisi lain sinar UV bisa merugikan karena merusak kulit.
Baca Juga: Perubahan Warna Kulit Bisa Disebabkan Oleh Hiperpigmentasi dan Melasma, Apa Perbedaannya?
Bahaya sinar UV
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV, menjelaskan, sinar UV terbukti berkontribusi signifikan terhadap timbulnya sejumlah masalah.
Masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat sinar UV yang tinggi, antara lain:
- Kerusakan kulit sebagai akibat dari terjadinya supresi imun (depresi dan penurunan fungsi kekebalan tubuh)
- Pembentukan kanker (karsinogenesis)
- Kerusakan pada lapisan kulit, terutama berkaitan dengan penurunan fungsi kolagen yang menimbulkan bercak-bercak berwarna gelap (photodamage)
- Penuaan dini karena sering terpapar sinar matahari (photoaging)
Prasetyadi memberitahu, jika efek paparan sinar UV dapat timbul secara tiba-tiba atau berkembang dalam waktu yang lama hingga menahun.
Kondisi tersebut tergantung pada kuatnya paparan sinar UV dan kesehatan masing-masing individu.
Tren tanning
Tren tanning atau upaya mengubah dan meratakan warna kulit dengan paparan sinar UV disengaja masih diminati banyak orang. Masalahnya ada risiko kesehatan yang menunggu.
Tidak hanya tanning alami dengan berjemur di bawah sinar matahari, tetapi sinar UV buatan juga berisiko terhadap kesehatan kulit.
Baca Juga: Salah Satunya Pakai Sunscreen, Simak 4 Tips Mencegah Hiperpigmentasi
Prasetyadi mewanti-wanti, apabila tanning dilakukan sembarangan, maka bisa menyebabkan kulit terbakar (sunburn).
Gejala masalahnya seperti muncul tanda kemerahan pada kulit karena terjadi pelebaran pembuluh darah superfisial setelah terkena paparan sinar UV.
Apabila paparan yang didapat tergolong ekstrem, memungkinkan seseorang mengalami masalah kulit membengkak atau melepuh seperti luka bakar.
Prasetyadi menerangkan bahwa upaya tanning dalam jangka panjang tidak direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena berisiko menyebabkan kanker kulit.
"Kanker kulit yang berhubungan dengan paparan sinar UV adalah Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) dan Melanoma Maligna (MM)," ujar Prasetyadi, mengutip Kompas.com.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh, KSB saat ini menduduki peringkat pertama jenis kanker kulit terbanyak yang dialami orang-orang di seluruh dunia.
Ia menambahkan, mulanya laki-laki lebih rentan terkena penyakit tersebut daripada perempuan. Akan tetapi, hal ini mulai berubah.
Prasetyadi bahkan pernah melakukan penelitian terkait kanker kulit KSB di Kota Solo.
Hasil penelitiannya, kencenderungan dalam 5 tahun terakhir telah berubah, di mana kasus kanker kulit KSB lebih banyak dijumpai pada perempuan dibanding laki-laki. (*)
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 5 Penyebab Terjadinya Hiperpigmentasi pada Kulit