Hubungan Parasosial, Ilusi Fans saat Merasa Punya Kedekatan Emosional dengan Sang Idola

Dinia Adrianjara - Jumat, 17 September 2021
Hubungan parasosial
Hubungan parasosial Robert Daly

Parapuan.co - "Aku suka banget sama mereka, tapi mereka bahkan nggak tahu kalau aku tuh ada!"

Pernah dengar kalimat seperti ini nggak, Kawan Puan? Mungkin kedengarannya seperti kutipan percakapan dari sebuah film atau drama Korea, ya.

Tapi sebenarnya, posisi seperti ini belakangan sedang marak terjadi lho, Kawan Puan. 

Contohnya saja bagi sebagian besar ARMY, sebutan fans untuk boygroup Bangtan Boys, yang begitu nge-fans dengan para member.

Atau para penggemar sinetron Ikatan Cinta yang selalu histeris dengan para aktor dalam sinetron.

Banyak fans loyal yang menggilai idola mereka, sampai mengikuti dan tahu seluk beluk kehidupan pribadi idolanya.

Nah hubungan ini ada sebutannya lho, yakni hubungan parasosial.

Baca Juga: Jangan Abai, Kenali 4 Tanda saat Sahabat Tengah Alami Depresi

Istilah hubungan parasosial mengacu saat seseorang merasa seperti mereka tahu, dan berpotensi berpikir bahwa mereka sedang menjalin hubungan, dengan seseorang yang belum pernah mereka temui atau ajak bicara.

Parasosial belakangan ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana perasaan seseorang terhadap selebriti atau idola.

Umumnya pelaku hubungan parasosial ini dari waktu ke waktu menjadi yakin bahwa mereka berbagi keintiman dengan objek kasih sayang, dalam hal ini sang idola.

Parasosial tak melulu soal hubungan romantis yang dirasakan seseorang dengan idola mereka.

Bisa jadi, mereka percaya benar-benar berteman dan mempercayai si idola, bahkan meniru gaya atau kehidupan mereka sehari-hari.

Apa itu Hubungan Parasosial dan kategorisasinya?

Jika ditarik ke belakang, istilah interaksi parasosial dan hubungan parasosial diciptakan oleh antropolog Donald Horton dan sosiolog R. Richard Wohl pada tahun 1956.

Namun sejak media sosial muncul, hubungan ini tak hanya terjadi dengan idola besar saja, tapi para influencer yang kini kerap membagikan kehidupan pribadi mereka di media sosial.

Ini berarti seseorang memiliki perasaan seolah-olah bisa berbicara dan memahami perasaan sang idola, dan dapat meningkatkan perasaan kedekatan dengan orang yang sedang ditonton.

Baca Juga: Perempuan Menikah Muda, Berapa Sebenarnya Usia Ideal untuk Menikah?

Dilansir dari Metro, Akademisi Giles dan Maltby (2006) mengkategorikan tiga tingkat hubungan parasosial yang berbeda.

Pertama adalah entertain/social, yang merupakan cara kebanyakan orang terlibat dalam hubungan parasosial.

Pada tahap pertama ini, kamu mungkin menyukai salah satu sosok public figure atau influencer, tetapi tidak terlibat terlalu intens dalam pembicaraan tentang mereka.

Kedua adalah intens/pribadi, yang lebih umum di kalangan remaja muda.

Biasanya di tahap ini, seseorang merasa punya ikatan dengan selebritas idola mereka dan menaruh minat pada kehidupan dan selera pribadi sang idola.

Di tahap ini, kamu merasa dekat dan jadi sedikit obsesif terhadap seorang selebriti dan menunjukkan kesetiaan kepada mereka.

Ketiga adalah fanatik. Di tahap ini mulai muncul perilaku seperti menguntit dan berfantasi bahwa sang idola membalas perasaan mereka secara pribadi.

Baca Juga: Dari Sudut Pandang Psikologi, Ini Alasan Perempuan Memilih Childfree

Nah, Kawan Puan, meski tahap pertama dan kedua tak terlalu berbahaya, namun keadaan seperti ini harus diawasi, ya.

Kamu harus memahami bahwa hubungan parasosial tidak dapat menggantikan interaksi manusia yang asli dan nyata, yang ada di sekitar kita.

(*)

Sumber: Metro
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru