Mutasi lain yang terlihat pada C.1.2 dapat membantu varian mengatasi perlindungan kekebalan yang ditawarkan oleh vaksinasi atau infeksi alami, atau memberikan keunggulan dibandingkan varian yang menyebar cepat seperti Delta.
“Ini bukan kesimpulan yang pasti bahwa mutasi dalam kombinasi ini adalah resep untuk bencana. Beberapa mutasi yang lebih baik untuk virus di dunia nyata daripada yang lain,” kata Angela Rasmussen, PhD, seorang ahli virus di Universitas Saskatchewan, seperti ditulis di Twitternya.
Lebih banyak data diperlukan untuk memahami apakah kombinasi mutasi ini memberi C.1.2 beberapa keuntungan.
Para ilmuwan sedang bekerja untuk mengumpulkan informasi itu, termasuk melihat apakah C.1.2 dapat mengatasi perlindungan kekebalan.
“Kami saat ini menilai dampak varian ini pada netralisasi antibodi setelah infeksi SARS-CoV-2 atau vaksinasi terhadap SARS-CoV-2 di Afrika Selatan,” tulis para peneliti Afrika Selatan dalam sebuah laporan yang diunggah online sebagai pracetak.
Baca Juga: Dokter Ungkap Pencegahan dan Penanganan Covid-19 pada Pasien Komorbid
Peneliti terus memantau penyebaran varian
Saat ini, sangat sedikit orang yang didiagnosis dengan infeksi SARS-CoV-2 yang disebabkan oleh varian C.1.2.
Hingga minggu lalu, 114 kasus C.1.2 telah diidentifikasi di Afrika Selatan, dengan satu kasus di empat negara Afrika lainnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah kasus yang rendah juga muncul di negara-negara di Eropa, Asia, dan Pasifik.
Laporan paling awal varian ini berasal dari Mei di Afrika Selatan.
“Saat ini, C.1.2 tampaknya tidak (meningkat) beredar, tetapi kami membutuhkan lebih banyak pengurutan untuk dilakukan dan dibagikan secara global,” terang Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 untuk WHO.