Parapuan.co - Orang tua sangat berperan penting terhadap pengasuhan anak laki-laki, yang paham dan sadar bagaimana memperlakukan perempuan dengan hormat dan setara.
Memang, orang tua tidak dapat mengontrol secara penuh bagaimana anak laki-laki mendapatkan informasi dari lingkungannya tentang stigma terhadap perempuan yang salah kaprah.
Informasi itu mungkin memberi tahu mereka untuk memperlakukan seorang perempuan menjadi objek yang harus dikejar, menilai negatif tentang pakaian, atau menganggap perempuan adalah seseorang yang bertanggung jawab atas urusan domestik.
Oleh karena itu, membekali anak laki-laki dengan nilai-nilai untuk menentang informasi dan stigma negatif tentang perempuan itu sangat diperlukan.
Baca Juga: Ketahui 5 Kategori Kekerasan pada Anak yang Wajib Dihindari
Melansir dari Mindbodygreen, berikut cara membesarkan anak laki-laki yang menghargai dan menghormati perempuan termasuk ibunya, dalam kehidupan sosial mereka yang semakin kompleks.
1. Hargai diri sendiri
Sebagai orang tua, sebelum mengajarkan anak untuk menghargai orang lain, pastikan kamu sudah menghargai dirimu sendiri dan orang lain.
Jika kolegamu atau tetanggamu mempengaruhimu untuk melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, tolak dengan lantang dan tegur perbuatan yang keliru tersebut.
Sebenarnya, cara ini adalah untuk menghargai dirimu sendiri tentang menghormati keberadaan orang lain yang juga berhak untuk hidup nyaman.
Cara menghargai diri sendiri bisa kamu ajarkan kepada anak laki-laki tentang bagaimana cara menolak untuk melecehkan orang lain.
2. Jangan melewati batas orang lain
Ajarkan pada anak laki-laki, tidak seorang pun diperbolehkan menyentuh di luar kehendak atau memaksa mereka untuk berhubungan seks.
Penting untuk menghormati kepemilikan atas tubuh masing-masing orang dan menghormati tubuh orang lain dengan tidak menggoda atau melecehkannya.
Jika seorang teman meraba-raba atau melecehkan seorang perempuan secara verbal, beri tahu anak laki-laki untuk menengahi dan memberhentikan tindakan yang tidak nyaman tersebut.
Selain itu, bertanya pada pelaku dengan "Kenapa kau melakukan itu?", "Menurutmu bagaimana perasaannya saat kamu melakukan itu?", "Apakah kamu ingin orang melakukan itu pada adikmu?".
Ini akan membuat si pelaku berpikir bahwa tindakan mereka sangat salah, dan memastikan anakmu berada untuk membela korban.
Baca Juga: 5 Tips Membantu Anak Bersosialisasi Kembali setelah Sekolah Tatap Muka Dimulai
3. Berhenti menyebarkan desas-desus seksual
Jika anak kamu menerima informasi tentang seorang anak perempuan sebayanya mengenai sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas, beri tahu mereka agar tidak menyebarkan berita itu.
Itu pun belum tentu benar, dan kalau pun salah itu akan mencemarkan nama baik si anak perempuan yang mungkin bisa berdampak bagi kesehatan mentalnya.
Bergosip seksis seperti ini tidaklah bermanfaat dan menguras energi karena mengurus privasi orang lain, sebaiknya tidak perlu disebarkan desas-desusnya.
4. Dengarkan dan beri ruang
Latih kebiasaan pada anak laki-laki untuk mendengarkan dan memberi ruang bagi orang lain untuk menyampaikan percakapannya.
Jangan memotong pembicaraan sebelum orang tersebut selesai berbicara, dan jika ingin memberikan solusi tanyakan apakah mereka membutuhkannya atau hanya didengarkan saja.
Terkadang, seseorang hanya ingin didengarkan saja karena merasa masalahnya terlalu berat untuk ditanggung sendirian.
Baca Juga: Kenali 8 Tipe Kecerdasan Majemuk sebagai Penunjang Belajar Anak
5. Berbagi tugas domestik secara merata
Sebagai orang tua, sangat penting untuk membagi atau menjadwalkan tugas domestik kepada anak-anak secara merata, baik itu laki-laki atau perempuan.
Dalam tugas domestik, tidak ada gender atau jenis kelamin tertentu yang bertanggung jawab atas tugas pembersihan, pencucian, atau pengorganisasian.
Membiasakan berbagi tugas domestik secara rata sejak kecil bisa menumbuhkan kesadaran bagi laki-laki untuk turut bertanggung jawab atas rumahnya.
(*)