Parapuan.co - Bukan lebih baik, kondisi mental pekerja semakin memburuk selama pandemi Covid-19.
Tekanan keluarga, kecemasan akan pekerjaan, tekanan pekerjaan hingga kecemasn soal penghasilan menjadi sumber banyak dari kita alami kondisi mental yang memburuk.
Hal ini pun selaras dengan hasil penelitian dari Koalisi Bisnis untuk Pemberdayaan Perempuan Indonesia (IBCWE) 2021.
Dalam rilisnya, IBCWE ungkap bahwa lebih dari sepertiga pekerja atau sebanyak 38 persen mengatakan, mereka memiliki kondisi kesehatan mental yang memburuk.
Baca Juga: Ini 5 Perusahaan Indonesia yang Masuk LinkedIn Top Startups 2021
Sayangnya, angka ini mengalami sedikit peningkatan dari survei pertama pada Mei 2020 sebanyak 36 persen.
Sementara itu, sebanyak 23 persen pekerja mengatakan, kondisi kesehatan fisiknya memburuk, terjadi sedikit penurunan dari survei pertama sebesar 24 persen.
Survei Desember 2020 menunjukkan bahwa, berdasarkan gender, kesehatan mental masih menjadi permasalahan bagi 36 persen laki-laki dan 40 persen perempuan.
Kesehatan fisik juga menjadi kekhawatiran bagi 27 persen perempuan dan 19 persen laki-laki.
Dari angka tersebut, kecemasan akan situasi menjadi yang terbesar memengaruhi lebih dari 70 persen pekerja.
Diikuti oleh kekhawatiran akan kondisi keuangan dan keluarga yang menjadi alasan dampak negatif terhadap kesehatan mental pekerja.
Kekhawatiran mengenai masalah keuangan meningkat sebagai sumber tekanan terbesar bagi laki-laki.
Tanggung jawab di rumah yang semakin meningkat memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan fisik, di mana perempuan terdampak seiring dengan berlanjutnya pandemi.
Penyeimbangan kondisi kerja dan keluarga, serta ketegangan keluarga menjadi sumber tekanan mental dan kelelahan bagi perempuan karena peningkatan beban pekerjaan rumah tangga menjadi salah satu penyebab ketegangan fisik bagi setengah perempuan yang mengikuti survei.
Hampir sepertiga dari laki-laki juga mengatakan hal yang senada.
Baca Juga: Lowongan Kerja Startup Traveloka Posisi Livestream dan Content Productions Analyst
Meski begitu, pekerja yang lebih tua mengatakan, mereka memiliki kesehatan jiwa dan fisik yang lebih tangguh dibandingkan pegawai yang lebih muda.
“Mungkin karena pekerja yang lebih tua rata-rata memiliki posisi atau jabatan yang lebih tinggi sehingga pekerja yang lebih muda akan mengalami kekhawatiran-kekhawatiran tertentu, khususnya stabilitas kerja,” ujar Maya Juwita, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE).
Angka ini diperoleh melalui survei mengenai dampak COVID-19 terhadap karyawan swasta di Indonesia.
Survei ini dilakukan pada dua gelombang yaitu di Bulan Mei dan Desember 2020.
Survei ulang pada Desember 2020 dilakukan untuk memahami bagaimana pandemi memengaruhi karyawan setelah hampir satu tahun pandemi.
Lebih lanjut, pandemi COVID-19 terus mendatangkan dampak yang signifikan terhadap para pegawai sektor swasta di Indonesia.
Upah lebih rendah
Produktivitas pekerja mulai memulih sejak dampak di awal pandemi COVID-19.
Namun pada survei Desember 2020, sebanyak 13 persen pekerja mengatakan, mereka mengalami produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan situasi pra pandemi, dan 54 persen mengatakan, mereka bekerja lebih sedikit sebagai akibat dari dampak negatif yang mereka alami.
Meskipun terjadi peningkatan di antara dua survei, 43 persen pekerja masih mendapatkan upah yang lebih rendah.
Pekerja dengan pendapatan yang lebih rendah dan yang belum terlalu senior memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kehilangan pendapatan.
Hampir semua dampak COVID-19 dirasakan lebih buruk oleh pekerja di sektor jasa, terutama untuk pekerja sektor hotel dan restoran, yang bisnisnya terdampak oleh kebijakan penguncian wilayah (lockdown).
Namun, empat dari lima orang pegawai mengatakan, COVID-19 mendatangkan perubahan positif dalam kehidupan kerja mereka.
Perubahan positif yang paling sering disebutkan adalah akses terhadap pengaturan kerja yang lebih fleksibel, seperti yang dikatakan oleh 54 persen responden perempuan dan 49 persen responden laki-laki.
Baca Juga: Lowongan Kerja Startup untuk Fresh Graduate di Traveloka, Berminat?
Upaya Perusahaan
Sementara itu, banyak juga perusahaan yang memberikan dukungan kepada para pekerja mereka selama pandemi berlangsung, seperti;
1. Menyadari berbagai faktor yang memengaruhi stress para pekerja terutama terhadap kesehatan mental mereka, dan yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya tanggung jawab di rumah.
2. Dukungan yang relevan, sesuai kebutuhan (tersasar), termasuk: pengaturan kerja yang fleksibel, cuti berbayar secara utuh maupun sebagian, pengasuhan anak, bantuan teknis agar dapat bekerja di rumah, layanan untuk kesehatan mental dan penanganan stres, pelatihan kerja dan peningkatan keterampilan.
3. Menggunakan data dan analisis untuk lebih memahami, dan memenuhi kebutuhan pekerja, terutama pegawai yang paling terdampak.
4. Berkomunikasi dengan para pegawai mengenai dukungan yang ditawarkan dan tanggapi kekhawatiran para pekerja mengenai masa depan bisnis dan keamanan pekerjaan mereka.(*)