Selain itu, berdasarkan data tersebut, di antara anak-anak terkonfirmasi Covid-19 yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak usia:
- 10-18 tahun (26 persen),
- 1-5 tahun (23 persen),
- 29 hari- kurang dari 12bulan (23 persen),
- 0-28 hari (15 persen), dan
- 6 sampai kurang dari 10 tahun (13 persen).
Dikatakan juga oleh dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K) selaku Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI, berdasarkan laporan tersebut, diperoleh Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 pada anak di Indonesia: 522 kematian dari 35.506 kasus Suspek (CFR 1.4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus Terkonfirmasi (CFR 0.46 persen).
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa penyebab kematian anak akibat Covid terbanyak karena faktor gagal napas, sepsis atau syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).
Komorbid terbanyak pada anak Covid-19 yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, lalu penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun.
Sementara itu, dari ratusan kematian tersebut, hanya 62 anak meninggal tanpa komorbid.
Baca Juga: Ini Waktu Terbaik Memakai Deodoran, Bukan setelah Mandi di Pagi Hari
Dikatakan oleh Dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) selaku Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDAI, faktor penyebab gagal napas dan sepsis atau syok sepsis terjadi pada kondisi Covid-19 yang berat sehingga pemantauan kondisi, serta tata laksana secara dini dan tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya dua kondisi tersebut.
Laporan riset IDAI itu juga menjabarkan distribusi regional kasus Covid-19 pada anak, di mana terdapat 10 (sepuluh) daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak yakni:
- Jawa Barat,
- Riau,
- Jawa Tengah,
- Sumatera Barat,
- Kalimantan Timur,
- Jawa Timur,
- Bali,
- Sumatera Utara,
- DIY, dan
- Papua.