Juga ada tujuh daerah lain dengan kasus kematian anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak, yaitu:
1. Jawa Tengah,
2. DKI Jakarta,
3. Jawa Barat,
4. Sumatera Selatan,
5. Jawa Timur,
6. Sumatera Utara, dan
7. Sulawesi Selatan.
Disebutkan oleh DR. dr. Antonius H. Pudjiadi, Sp.A(K) sebagai Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI, "Tidak meratanya deteksi kasus ini terjadi karena: fasilitas tes PCR dan fasilitas kesehatan yang berbeda, kapasitas testing PCR saat itu di Indonesia masih rendah dan anak bukan populasi prioritas untuk tes."
Tak hanya itu, hasil riset IDAI tersebut juga menyebutkan, CFR Covid-19 anak di Indonesia ini jauh lebih tinggi dibanding di negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.
Hal ini terjadi karena kemungkinan kapasitas pemeriksaan (testing) yang rendah sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.
Di samping itu, adapun catatan penting yang harus dipahami masyarakat bahwa data Kemenkes
pada waktu yang sama mendapatkan 77.254 kasus anak terkonfirmasi Covid dari total kasus 671.778, yaitu sekitar 11.5 persen.
Data tersebut berbeda dengan yang didapatkan oleh IDAI karena di penelitian ini yang terdata hanyalah kasus yang ditangani oleh dokter anak, sedangkan Kemenkes juga masukkan data dari anak yang tidak bergejala dan hasil telusur kontak. (*)