Masih melansir Indeed, begini contoh menghitung harga pokok produksi.
Pabrik A memulai tahun dengan biaya persediaan sebesar Rp 4.000.000, yang dianggap sebagai persediaan awal.
Sepanjang tahun, pabrik menghabiskan Rp 10.000.000 untuk bahan langsung, Rp 6.000.000 untuk tenaga kerja langsung, dan Rp 3.000.000 untuk overhead pabrik.
Ketiga angka ini dijumlahkan sama dengan Rp 19.000.000 dan merupakan total biaya produksi untuk pabrik.
Pada akhir tahun, perusahaan memiliki sisa persediaan persediaan barang sebesar Rp 5.000.000 Pabrik A menghitung harga pokok produksinya sebagai berikut:
Baca Juga: 4 Strategi Promosi Bisnis Online dari Pakar agar Produk Laris Manis
Rp 4.000.000 + Rp 19.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 18.000.000
Jumlah persediaan yang diselesaikan dan dipindahkan ke akun barang jadi untuk tahun itu adalah Rp 18.000.000.
Untuk diketahui, manfaat lain dari HPP yakni meningkatkan kemampuan perusahaan untuk merencanakan volume persediaan dan penggunaan sumber dayanya.
Harga pokok produksi sangat penting bagi perusahaan di industri ritel yang secara teratur menghasilkan persediaan baru untuk dijual.
Terlebih lagi HPP menyediakan bisnis dengan informasi penting termasuk bagaimana biaya berdampak pada laba bersih perusahaan.
(*)