Parapuan.co - Seiring bertambahnya usia, kamu mungkin mulai melihat kembali dekade-dekade awal kehidupan.
Kamu mungkin melihatnya dengan sayang, mungkin dengan lega, tetapi mungkin dengan sedikit kesedihan atau penyesalan.
Pendekatan usia paruh baya menginspirasi ketakutan bagi banyak orang.
Saat kamu menghadapi kekhawatiran eksistensial ini dan menerima kesadaran bahwa hidup kamu telah mengambil bentuk yang berbeda dari yang dibayangkan, kamu mungkin mulai bertanya-tanya apakah Anda berada di ambang krisis paruh baya atau midlife crisis yang ditakuti.
Berbagai perubahan yang datang dengan tahap baru dalam hidup ini memang sering memunculkan beberapa emosi yang kompleks.
Baca Juga: Quarter Life Crisis Vs Midlife Crisis: Perbedaan, Tanda dan Fase saat Mengalaminya
Perasaan ini mungkin tidak selalu memicu krisis, tetapi mereka benar-benar layak untuk ditelusuri.
Midlife crisis umumnya diterima sebagai tahun antara usia 40 dan 60.
Krisis paruh baya dapat dimulai pada titik yang berbeda untuk setiap orang.
Gagasan "krisis paruh baya" berasal dari Elliot Jacques, seorang psikoanalis yang menemukan istilah itu pada tahun 1965 setelah melihat perubahan signifikan pada salah satu klien paruh bayanya.
Artikelnya tentang topik yang dipublikasikan ketika Jacques sendiri di akhir 40-an, juga menyentuh pada kesadaran tentang keterbatasan dan kematian sendiri.
Menurut Jacques, krisis ini memicu perasaan depresi, derita, dan kehilangan terkait dengan semakin dekatnya akhir hayat,seperti dikutip dari Healthline.
Dia juga mencatat bahwa sering kali melibatkan hilangnya kreativitas dan kepercayaan diri.
Seiring dengan firasat pertama kematian, transisi ke usia paruh baya sering disarankan untuk melibatkan gejolak emosional lainnya.
Lalu bagaimana cara mengatasi midlife ciris alias krisis paruh baya ini?
Cara Mengatasi Midlife Crisis
Mengutip Psychology Today, berikut cara mengatasi midlife crisis.
Mengatasi tantangan yang datang di usia paruh baya membutuhkan waktu dan energi.
Panduan berikut dapat membantu individu mencapai gaya hidup sehat di usia paruh baya.
Akui Perasaan
Jelajahi, terima, dan bagikan perasaanmu.
Biarkan dirimu merenungkan hidup secara teratur.
Mencurahkan waktu ekstra untuk pasangan dan anak-anak juga dapat dilakukan.
Selain itu, kamu juga bisa menetapkan tujuan baru dan mengembangkan hobi baru, bepergian, atau melakukan kegiatan sukarelawan.
Baca Juga: Quarter Life Crisis Vs Midlife Crisis: Perbedaan, Tanda dan Fase saat Mengalaminya
Olahraga dapat membantu orang menjaga kesehatan dan tingkat kebugaran yang diperlukan untuk kehidupan yang aktif dan mandiri.
Penurunan fisik belum tentu merupakan konsekuensi yang tak terelakkan dari mencapai usia paruh baya.
Sebagian besar kelemahan fisik yang dikaitkan dengan penuaan sebenarnya adalah akibat dari kurangnya aktivitas, penyakit, atau gizi buruk, dan banyak kesulitan dapat dikurangi atau bahkan dibalikkan dengan perilaku gaya hidup yang lebih baik.
Salah satu manfaat utama dari aktivitas fisik secara teratur adalah perlindungan terhadap penyakit jantung koroner.
Aktivitas fisik juga memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis seperti diabetes onset dewasa, radang sendi, hipertensi, kanker tertentu, osteoporosis, dan depresi.
Penelitian juga telah membuktikan bahwa olahraga dapat mengurangi ketegangan dan stres dan membantu orang mempertahankan kehidupan seks yang aktif.
Diet yang seimbang dan bergizi juga penting untuk kesehatan yang baik, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Mengkonsumsi berbagai makanan membantu memastikan kadar vitamin dan mineral yang cukup.
Pedoman Diet AS juga merekomendasikan agar orang dewasa mengurangi asupan lemak, lemak jenuh, kolesterol, natrium, dan gula seiring bertambahnya usia.
Beberapa orang dewasa cenderung bertambah berat badan di usia paruh baya.
Ini umumnya disebabkan oleh perubahan hormonal , tetapi juga karena makan berlebihan dan tidak aktif.
Cara terbaik untuk menghilangkan lemak tubuh adalah dengan makan lebih sedikit kalori, terutama dari lemak jenuh, dan berpartisipasi dalam latihan aerobik, bahkan hanya dengan berjalan cepat selama 20 hingga 30 menit setiap hari.
Baca Juga: Midlife Crisis, Krisis Paruh Baya yang Sering Dialami Usia 40-an
Jaga Kesehatan Mental
Seperti yang mungkin telah kamu perhatikan, banyak tanda-tanda krisis paruh baya seperti kesedihan, lekas marah, minat yang berkurang dalam hidup, pikiran tentang kematian yang menyerupai gejala utama depresi.
Segera hubungi profesional kesehatan mental ketika ada gejala emosional atau mental dengan ciri berikut, seperti dikutip dari Healthline:
- bertahan selama lebih dari 1 atau 2 minggu
- memengaruhi hubungan, pertemanan, atau kinerja
- mengganggu rutinitas harian
- mempersulit pemenuhan kebutuhan dasar
Perlu diingat bahwa gejala kesehatan mental pasti bisa muncul untuk pertama kalinya saat kamu mendekati usia paruh baya.
Namun, kecemasan atau depresi ringan juga mungkin menjadi lebih buruk saat kamu bergulat dengan perubahan hidup yang penuh tekanan.
Terapi dapat membantu, tidak peduli usia atau tahap kehidupanmu.
Faktanya, banyak terapis berspesialisasi dalam menawarkan dukungan untuk transisi kehidupan dan gejala kesehatan mental yang muncul bersamaan dengan perubahan ini.
Seorang terapis dapat menawarkan lebih banyak wawasan tentang apa yang mungkin terjadi dan membantu kamumu menjelajahi cara-cara baru untuk menemukan kepuasan.
(*)