Latihan Aerobik
Menurut kata Stewart, latihan aerobik meningkatkan sirkulasi, yang menghasilkan penurunan tekanan darah dan detak jantung.
Selain itu, ini meningkatkan kebugaran aerobikmu secara keseluruhan, seperti yang diukur dengan tes treadmill, misalnya, dan ini membantu curah jantungmu (seberapa baik jantungmu memompa).
Latihan aerobik juga mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan jika kamu sudah menderita diabetes, ini membantu kamu mengontrol glukosa darah.
Idealnya, setidaknya dilakukan 30 menit sehari, lima hari dalam seminggu.
Contoh latihan arerobik di antaranya adalah jalan cepat, lari, berenang, bersepeda, bermain tenis dan lompat tali.
Latihan aerobik yang memompa jantung adalah jenis yang ada dalam pikiran dokter ketika mereka merekomendasikan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas sedang.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 7 Pemicu Serangan Jantung Tak Terduga
Resistance Training (Strength Work)
Latihan ketahanan memiliki efek yang lebih spesifik pada komposisi tubuh.
Bagi orang yang membawa banyak lemak tubuh (termasuk perut besar, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung), dapat membantu mengurangi lemak dan membuat massa otot lebih ramping.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi latihan aerobik dan kerja resistensi dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL (baik) dan menurunkan kolesterol LDL (jahat).
Menurut American College of Sports Medicine, setidaknya lakukan dua hari berturut-turut per minggu pelatihan resistensi sesuai aturan praktis yang baik.
Contoh latihan kekuatan dan resistensi ini di antaranya adalah berolahraga dengan beban bebas (seperti beban tangan, dumbel atau barbel), dengan mesin beban, dengan band resistensi atau melalui latihan ketahanan tubuh, seperti push-up, squat, dan chin-up.