"Jadi gampangnya adalah misal ada klien punya uang dan ingin membangun kafe atau coffee shop, nanti aku yang mengerjakan. Jadi aku mengerjakan mulai dari awal konsepnya mau kayak gimana, visi misi kedainya kayak gimana, detail business plan, develop tempatnya, menunya, hiring, sampai maintenance," jelas perempuan berkacamata itu.
Bagi Tata, belajar mengenai business development di dunia perkopian itu bisa dipelajari secara otodidak.
Namun ada hal yang harus diperhatikan agar pengembangan bisnis yang dirancang bisa berjalan.
"Yang pertama harus dilakukan saat menjadi business development, harus diketahui core-nya dulu. Karena aku melihat, pertumbuhan coffee shop begitu banyak di Malang. Namun mereka tidak memiliki standar dan business planning yang terencana," kata Tata.
Baca juga: Sosok Melanie Perkins, CEO Canva yang Masuk Deretan Miliarder Termuda
"Ketika ada klien, aku harus memastikan dulu, kemana arah klien ingin mengembangkan bisnisnya,"tambahnya.
Tata mengatakan bahwa mengetahui pondasi atau core-nya terlebih dahulu saat akan mengimplementasikan business plan.
"Memang klien yang menyediakan uang, tapi kita harus tahu apakah klien memiliki personal taste atau sesuatu untuk diimplementasikan dalam membangun bisnis kedai kopinya. Setelah menemukan core-nya, baru kita bisa mengembangkan sistem, operasional, menu, dan medsosnya," ujar pemenang lomba barista di Kota Malang ini.
Tak hanya itu, Tata juga menceritakan pencapaiannya menjadi di bidang business development untuk kedai-kedai kopi.