Mengenal Adi Utarini, Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Diakui Dunia

Tentry Yudvi Dian Utami - Sabtu, 16 Oktober 2021
Adi Utarini, perempuan Indonesia masuk ke dalam 100 Most Influential People 2021 versi majalah Time.
Adi Utarini, perempuan Indonesia masuk ke dalam 100 Most Influential People 2021 versi majalah Time. TIME/ED WRAY

Ya, karena penyakit ini juga belum ada obatnya sehingga harus dicegah. Tapi, tak hanya dengan mengedukasi masyarakat soal jaga kebersihan, melainkan menemukan sesuatu untuk mencegahnya.

"Demam berdarah masyarakat secara umum tahu, panik musiman, terus menerus ada setiap tahun. Tidak ada obatnya, enggak banyak perhatian untuk demam berdarah ini," jelasnya. 

Di situlah, Uut mulai meneliti nyamuk bersama rekannya di World Mosquito Program Yogyakarta. Hingga akhirnya, lulusan Maternal and Child Health from the University of College London ini menemukan Wolbachia. 

Tapi, perjalanannya pun tidaklah mulus, karena Uut harus mengedukasi masyarakat agar mau ditanamkan telur-telur Wolbachia tersebut. 

"Terasa frustasi. Tantangan awal itu kan menyebarkan nyamuk dalam bentuk telur. Masyarakat selama ini memahaminya dengan mematikan nyamuk.

Wolbachia ini melawan virus yang ada di tubuh nyamuk. Ketika sudah frustasi, suami saya membimbing saya untuk mengingat kembali kenapa saya mengambil pilihan ini. Ini buat saya termotivasi," jelasnya.

Baca Juga: Marsda Reki Irene Lumme, Perempuan Pertama yang Raih Karier Bintang Dua di TNI AU

Dukungan suami dan anak

Namun, Uut merasa keberhasilannya di posisi ini juga tidak akan berhasil, apabila tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.

"Almarhum suami saya itu juga dosen. Dan, dia sangat mendukung saya. Kami suka belajar. Waktu saya mengambil pendidikan di luar negeri, itu kami bisa jalanin LDR.

Dan, anak saya sangat pengertian dengan kedua orangtuanya. Saya suka membawa anak saya itu juga ke mana-mana, ketika mengajar, waktu dia masih kecil dulu," jelasnya.

Dengan cara ini, Uut pun merasa dia tidak pernah jauh dari suami dan anaknya.

Itulah yang membuat Uut juga semangat, karena dia memiliki support system tebaik untuk hidupnya.

Namun, belum lama ini, suaminya meniggal dunia, lantaran Covid-19. Menurutnya, itulah fase terberat dalam hidupnya, ketika harus kehilangan pasangan, teman, sekaligus sahabat untuknya. 

Kata Uut dengan mata berkaca-kaca, "Tahun lalu, suami saya meninggal dunia. Itu fase terendah dalam hidup saya. Karena, saya kehilangan sahabat terbaik saya," 

Meski berat, tapi Uut masih mengenang banyak kisahnya dengan suami, terutama cara suaminya mendukung karier Uut di bidang pendidikan.

"Memang penting untuk perempuan mencari pasangan yang bisa mendukung, serta mau diajak melakukan hal secara setara. Itu saya sangat bersyukur, suami saya begitu ke saya," ujarnya. (*) 



REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?