Tak Hanya Dialami Usia Lanjut, Waspada Peningkatan Risiko Penyakit Jantung di Kalangan Usia Produktif

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 29 September 2021
Risiko menderita penyakit jantung di usia muda
Risiko menderita penyakit jantung di usia muda Phira Phonruewiangphing

Parapuan.co Penyakit jantung sering kali diasosiasikan sebagai penyakitnya orang tua.

Padahal, saat ini tren penyakit jantung pada anak muda terus meningkat dan data World Heart Federation mencatat penyakit ini sebagai penyakit pembunuh nomor satu di dunia.

Penyakit ini sering kali disebut sebagai “silent killer” karena dapat menyerang secara tiba-tiba.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2,7 juta penduduk di Indonesia menderita penyakit jantung.

Baca Juga: Dokter Spesialis Ungkap Anak Bisa Menderita Penyakit Jantung Bawaan dan Berakibat Mengalami Malnutrisi

Penyakit jantung juga termasuk dalam salah satu dari Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menurut data Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2019, terdapat tren pergeseran pola yang dahulu lebih sering dialami kelompok usia lanjut namun sekarang sudah mulai mengancam kelompok usia muda dengan kualitas kesehatan yang rendah.

Tren tersebut diperkirakan akan terus meningkat, melihat kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya aktivitas fisik karena adanya pembatasan sosial, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Selain itu, masyarakat juga menunda perawatan dan enggan mengakses layanan kesehatan karena khawatir tertular Covid-19.

Selain mengancam nyawa, penyakit jantung juga memakan biaya yang besar untuk pengobatan.

Untuk melakukan pengobatan, pasien perlu mengeluarkan biaya yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang hingga tidak jarang harus menghabiskan tabungan atau sampai berhutang.

“Melihat mahalnya biaya pengobatan serta bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit jantung, seharusnya masyarakat tersadar untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh.

"Selain menjaga kesehatan, sebaiknya kita juga mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memproteksi diri menggunakan asuransi kesehatan,” ucap Marco Japutra, Head of Health Business Allianz Life Indonesia.

 

Terlepas dari memproteksi diri dengan asuransi, mengingat penyakit jantung dapat mengancam nyawa, maka ada baiknya setiap orang perlu mulai mempertimbangkan gaya hidup sehat untuk menghindari penyakit ini.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia, Berikut Ini Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung

Diperkirakan 80% risiko penyakit jantung dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup.

“Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan, memulai sekarang lebih baik daripada tidak pernah memulai sama sekali. Tindakan pencegahan dini adalah perlindungan terbaik terhadap serangan jantung,” ujar Dr. Seth Martin, Ahli Kardiologi.

Menurut Dr. Seth Martin, salah satu cara paling ampuh untuk mencegah serangan jantung adalah menjadi bukan perokok.

“Jika kamu belum pernah merokok, jantungmu mungkin berada dalam posisi yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang merokok,” tambahnya.

Selain itu, mengatur pola makan, aktif bergerak dan berolahraga serta menghindari stress adalah langkah selanjutnya menuju hidup sehat dan bebas penyakit jantung.

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja