Parapuan.co - Perempuan karier perlu mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif.
Baik di dunia kerja atau sehari-hari, komunikasi efektif dapat membuat pesan kita diterima dengan baik oleh lawan bicara.
Komunikasi efektif menggunakan komunikasi verbal dapat diperkuat dengan komunikasi non-verbal.
Itulah sebabnya komunikasi non-verbal menjadi komunikasi yang tak kalah penting dengan komunikasi verbal.
Baca Juga: 6 Cara Perempuan Karier Mengatasi Burnout, Tak Selalu Harus Resign
Melansir dari Odgersinterim, berikut pengertian komunikasi non-verbal yang harus diperhatikan oleh perempuan karier di tempat kerja.
Apa itu komunikasi non-verbal?
Komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang dapat memengaruhi percakapan, cara pesan diterima dan ditafsirkan, dan mencakup nada suara, bahasa dan postur tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, dan gerakan tangan.
Hal ini bisa berpengaruh baik dalam percakapan tatap muka langsung maupun percakapan yang dilakukan secara virtual.
Walaupun secara virtual, penting untuk menampilkan isyarat non-verbal yang positif.
Selanjutnya, ini komunikasi non-verbal yang bisa dikembangkan perempuan di dunia kerja.
1. Bahasa Tubuh
Baik secara langsung maupun virtual, perempuan karier perlu memerhatikan bahasa tubuh mencakup postur, gerakan tangan dan seluruh tubuh atau gerak tubuh kita.
Sementara beberapa gerakan tangan atau tubuh dapat menunjukkan keterlibatan atau menunjukkan antusiasme dalam percakapan.
Jika terlalu banyak gerakan tangan dapat mengganggu, maka cobalah untuk menjaga gerakan sesuai keperluan.
Terlebih lagi postur adalah isyarat non-verbal yang mencerminkan emosi, niat, keterlibatan, dan sikap.
Selama meeting berlangsung, hindari menyilangkan tangan, melihat ke kejauhan atau duduk dengan sudut yang jauh dari pembicara menunjukkan kebosanan atau tidak terhubung dengan lawan bicara.
Baca Juga: WFH Bikin Perempuan Karier Stres, Atasi dengan Cara Ini, Apa Saja?
Sementara rekan kita juga sedang berjuang saat bekerja dari jarak jauh, maka tunjukkan sikap profesionalmu, ya.
Hindari gangguan, seperti memeriksa email/notifikasi telepon. Hal ini dapat membantumu tetap fokus dan terlibat dalam percakapan.
Jika kamu membuat catatan selama rapat virtual, baik di komputer atau dengan tangan, sebaiknya beri tahu peserta lain agar mereka mengetahui hal ini.
2. Nada Suara
Nada suara serta kecepatan dan volume bicara dapat memengaruhi bagaimana pesan disampaikan dan diterima.
Menaikkan nada di akhir kalimat dapat menunjukkan sebuah pertanyaan yang diajukan.
Terlebih lagi gugup dapat terlihat dari ucapan, misalnya dengan ucapan yang disampaikan lebih cepat dari biasanya.
Mencoba beberapa latihan pernapasan dapat membantu mengatasi kegugupan.
Perempuan di dunia kerja perlu untuk mengatur nada suara agar tidak menimbulkan salah paham dengan rekan kerja.
3. Kontak Mata
Kontak mata adalah isyarat non-verbal penting lainnya.
Mempertahankan kontak mata dapat menunjukkan keterlibatan dan minat dalam percakapan.
Sedangkan menghindari kontak mata dapat menunjukkan ketidaktertarikan atau ketidakjujuran.
Selain itu, ini juga dapat digunakan untuk memberi tahu anggota lain dalam percakapan, presentasi, atau rapat kapan waktu berbicara.
Mempertahankan kontak mata dalam meeting virtual dapat menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, menjaga kontak mata dengan kamera saat berbicara dan menghindari melihat gambar lain di layar menjadi hal yang penting.
Saat mendengarkan rekan kerja pada panggilan zoom atau rapat tim, mempertahankan kontak mata dapat menunjukkan bahwa kamu menyimak dengan baik.
Baca Juga: Bisakah Perempuan Karier Ganti Pekerjaan di Usia 40an? Ini Peluangnya
4. Ekspresi Wajah
Sementara itu, ekspresi wajah juga dapat menunjukkan perasaan atau pikiran yang tidak terucapkan tentang suatu percakapan.
Misalnya ekspresi mengernyit, memutar mata atau menggelengkan kepala, atau menyipitkan mata/alis berkerut selama konsentrasi dalam.
Ekspresi wajah terkadang bisa menjadi reaksi bawaan terhadap percakapan atau konsentrasi.
Perempuan karier dapat mencoba untuk tetap berekspresi netral, terutama selama mendengarkan, atau terlibat dalam anggukan kepala atau senyuman dapat memberikan efek positif.
(*)