1. Jalin kolaborasi dengan petani kopi
Puji mengamati, petani kopi di kawasan Flores Manggarai didominasi oleh orang tua.
Masih jarang ada anak muda yang tertarik untuk menjadi petani. Di sinilah diperlukan berbagai dukungan dari para pencinta kopi.
“Kamu bisa mengadakan pelatihan yang membuat anak muda tertarik untuk jadi petani kopi. Misalnya, workshop untuk jadi barista. Kalau ada yang punya pengetahuan untuk mengolah limbah kopi, kamu bisa bantu mereka agar bisa memanfaatkan limbah. Misalnya, dibuat menjadi bahan sabun atau lulur. Atau, ketika ada yang mengalami kesulitan pemasaran, maka kamu yang ahli dalam bidang tersebut bisa membantu membukakan digital platform,” kata Puji.
Di sisi lain, para pengusaha kopi yang kini semakin banyak juga perlu menerapkan fair trade.
Sering kali pengusaha tidak mementingkan kualitas, melainkan mengutamakan harga murah.
Puji menegaskan, sebetulnya tidak harus membeli dengan harga sangat tinggi, tapi diupayakan agar harganya fair bagi produsen.
Baca Juga: Hari Kopi Sedunia, Ketahui 6 Kopi Asli Indonesia yang Mendunia
2. Terlibat dalam kegiatan konservasi
Kopi bukan tanaman yang soliter. Artinya, ia tidak bisa tumbuh sendirian saja.
Tanaman kopi memerlukan tanaman penaung yang fungsinya antara lain untuk menahan angin, juga menjaga tanaman kopi dari sinar matahari dan curah hujan yang tinggi.
Tanaman-tanaman penaung ini perlu ditanam ulang.
Kalau tidak punya kesempatan untuk menanam bibit secara langsung, Kawan Puan bisa ikut berdonasi dengan cara mengadopsi bibit pohon atau adopsi hutan.
“Berdonasi dan aksi menanam kembali ini sangat penting untuk melindungi lahan perkebunan kopi agar lingkungannya terus terjaga,” terang Puji.