3. Minum kopi lokal ramah lingkungan
Puji bercerita, kopi merupakan sumber penghasilan terbesar masyarakat Flores Manggarai.
Lebih dari 50% sumber penghidupan mereka berasal dari kopi. Selain itu, karena kebun kopi di sana dikelola secara agroforest, bukan monokutur, banyak tanaman lain yang tumbuh di lahan mereka termasuk tanaman penaung kopi sebagai sumber pendapatan.
Karena itu, dengan mengonsumsi kopi lokal berarti kamu membantu kesejahteraan petani.
Saat mereka bisa sejahtera dari kopi, maka mereka tidak akan menjual lahan untuk dialih-fungsikan. kamu pun akan selalu bisa menikmati kopi.
Viki bercerita, sebetulnya harga kopi lokal justru lebih mahal daripada kopi impor.
Itu berarti, kopi lokal punya posisi yang sangat bergengsi di dunia perkopian Indonesia.
Kopi impor bisa murah karena negara penghasilnya punya stok berlimpah.
Hal ini terjadi karena produktivitas perkebunan yang terbilang baru jauh lebih tinggi daripada perkebunan lama.
Baca Juga: Ternyata Ini 4 Alasan Mengapa sebelum Olahraga Disarankan Minum Kopi
4. Kenali asal kopimu
Puji menyebutkan, konsumen perlu aware terhadap apa yang mereka konsumsi.
Terkait dengan kopi, ia menyarankan agar orang-orang kota juga mengenali dari mana kopi itu berasal, di mana lokasi perkebunannya, kelompok petani mana yang menanamnya, dan siapa nama petaninya.
Ia menilai hal ini menjadi penting agar terbangun connectivity.
Ketika seseorang punya koneksi dengan kopi tertentu, maka ia dengan senang hati ikut mempromosikan, sekaligus mencari cara untuk membantu pengembangannya.
“Yang lebih seru, konsumen bisa mendapat cerita langsung dari barista soal asal kopi, juga soal karakter dan cita rasanya yang khas. Seandainya kedai kopi itu memakai kopi house blend (campuran sendiri), konsumen bisa bertanya campuran kopinya apa saja. Ketika pengetahuan akan kopi lokal bertambah, kita jadi bangga minum kopi lokal,” kata Viki.