Parapuan.co - Overthinking tak hanya terjadi dalam hubungan saja, tetapi juga dengan pekerjaan.
Apalagi bila kita sudah memiliki sense of belonging dalam pekerjaan, sudah pasti overthinking di pekerjaan jadi makanan sehari-hari.
Dan, tentunya, ini merupakan kondisi kesehatan mental yang sudah tidak baik ya, Kawan Puan.
Sebab, kamu akhirnya jadi lebih sering cemas bahkan gila kerja, karena pikiran berlebihan terhadap pekerjaan.
Lalu, apa saja ya, tanda-tanda overthinking di pekerjaan?
Melansir Glassdoor, berikut tanda-tanda pikiran berlebihan dalam pekerjaan.
Baca Juga: Sudah Diterima Kerja, Perlukah Memberikan Slip Gaji ke Perusahaan Baru?
1. Kamu obsesi dengan pikiran atasan
Wajar, kok, bila kamu ingin atasan kamu menilai value kamu dengan tinggi.
Tentunya, ini bisa mempengaruhi karier kamu.
Tapi, kalau kamu terlalu cemas berlebih dengan pikiran atasanmu, ini akhirnya bisa membuat masalah baru.
"Pasti, ada waktu di mana atasan sangat tidak suka dengan kamu dan ini bisa menyebabkan isu di tempat kerja, tetapi banyak orang terlalu self-oriented dengan pikiran mereka dan gagal melihat kalau atasan mengatur banyak orang. Tentunya, dia juga tidak bisa memberikan arahan yang banyak untuk kamu," ujar Valerie Streif, Senior Adviser di Mentat.
Contohnya, atasan kamu mungkin sering memberikan komentar kecil atau arahan yang terkesan kasar atau membuat tim jadi frustasi.
Nah, jangan membuat masalah ini jadi kamu sangat pikirkan atau berasumsi kalau ada sesuatu yang salah dengan personal kamu dan atasan.
2. Kamu mencari kesempurnaan di setiap hal
Ketika kamu mengerjakan sesuatu, kamu ingin pekerjaan yang baik.
Tetapi, perlu diingat ada kalanya kamu perlu untuk merasa cukup dalam mengerjakan.
Misalnya, kamu ingin berkirim e-email dengan atasan. Tapi, kamu terbiasa over-editing.
Padahal, edit saja dengan cukup, tak perlu berulang-ulang edit hingga sempurna.
"Daripada obsesi dengan elemen kecil berkali-kali. Lebih baik kamu percaya dengan insting. Apakah proyek ini dirasa sudah siap, apakah ini sudah mewakilkan hal terbaik darimu, atau apakah ini sudah masuk ke dalam kebutuhan?
Cobalah jawan pertanyaan ini dengan sangat jujur. Lebih menggali apa yang kamu rasa, daripada pikiran dalam kepala," jelas Laura MacLeod, kreator The Inside Out Project.
Bila kamu tidak bisa menjawab. Cobalah tanya ke rekan kerja yang kamu percaya untuk mendapatkan sudut pandang.
Baca Juga: Sebelum Terima Tawaran Kerja, Ketahui Ini Tips Nego Gaji yang Tepat
3. Khawatir dengan rekan kerja
Kamu sering tenggelam dalam perasaan kalau rekan kerja marah padamu? atau, kamu tidak terlalu banyak beban dalam pekerjaan?
Bila begitu, kamu sudah sering berpikir ini, ini tanda kamu overthinking di pekerjaan.
"Jika tidak ada orang lain tidak merasakan ketakutan yang sama denganmu, kamu mungkin berpikir berlebihan.
Kamu bisa menguji ini dengan rekan kerja tim. Jika tidak ada yang merasakan demikian, kamu bisa rileks, " jelas Jill Santopiertro Panall, konsultan HR dan owner 21 Oak HR consulting.
4. Kamu merasa tidak pernah cukup
Jika kamu sering merasa bersalah atau membandingkan dirimu dengan yang lain. Rasanya, kamu harus berhenti itu sekarang.
Sebab, bisa jadi kamu sedang mengalami impostor syndrome.
Sayangnya, ini sering dialami oleh kamu lulusan baru.
"Ada lompatan besar setelah kamu lulus dan masuk ke tempat kerja. Di usia yang sangat muda, kamu punya tanggung jawab signifikan terhadap uang, proyek atau orang. Inilah akhirnya membuatmu overthinking," ujar Jill.
Ini bisa terlihat dari caramu meminta afirmasi setiap hari ke temanmu atau pun rekan kerja. Kamu mencoba menyakinkan dirimu apakah kamu kompeten atau tidak.
Baca Juga: Ini 3 Hal yang Dibutuhkan Karyawan Muda Gen Z di Tempat Kerja
5. Khawatir berlebihan dengan kesalahan
Membuat salah itu sangat wajar, lho, Kawan Puan. Tapi, bila kesalahan kamu akhirnya membuatmu menghukum diri, lebih baik kamu berhenti melakukannya.
"Apakah kamu kehilangan jutaan uang atau kamu membahayakan nyawa seseorang? Bila memang iya, kamu wajar merasa cemas berlebihan.
Jika tidak, kamu mungkin hanya overthinking. Dalam situasi ini, kamu bisa mendapatkan sudut pandang dari teman," jelas Jill.(*)