Parapuan.co - Berdasarkan penelitian oleh Bandung Fe Institute dan Sobat Budaya pada 2015, tercatat setidaknya ada 5.849 motif batik khas Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Batik telah menjadi pakaian yang penting bagi sejumlah daerah di Indonesia sejak berabad-abad lalu.
Dengan kayanya motif batik dari Indonesia, maka tak heran jika batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Namun tahukah kamu bahwa motif batik juga bisa dibedakan dari kelasnya.
Konon berabad lalu, motif batik untuk keluarga kerajaan berbeda dengan motif batik untuk warga biasa.
Baca Juga: Punya Banyak Jenis, Ini 3 Motif Batik yang Jarang Diketahui
Seperti melansir dari Google Art & Culture yang diinformasikan oleh Unit Pengelola Museum Seni, berikut adalah motif-motif batik yang digunakan oleh kerajaan:
Jawa Klasik
Batik Jawa klasik didominasi oleh motif-motif tertentu yang sarat dengan simbolisme dan corak warna coklat yang berasal dari kulit batang pohon Soga Tingi.
Motif Kawung
Motif geometris yang disebut 'kawung' ini adalah motif tertua dalam pembuatan batik. Motifnya berupa buah-buahan dari pohon aren.
Orang Jawa menggunakan setiap bagian pohon palem dalam kehidupan sehari-hari.
Motifnya, yang dulu eksklusif hanya untuk Kesultanan di Jawa, mewakili kendali diri tertinggi.
Motif Parang
Parang atau pereng adalah kata Jawa untuk lereng.
Motifnya berbentuk S menerus, miring dari atas ke bawah.
Inspirasi bentuknya berasal dari ombak di laut selatan Jawa. Ini melambangkan semangat yang tak henti-hentinya dalam hidup.
Motif Semenan
Motif batik ini melambangkan kehidupan yang berkelimpahan.
Batik ini akan memiliki gambar gunung, Garuda dan hewan berkaki empat seperti rusa bertanduk dan gajah.
Baca Juga: Punya Banyak Jenis, Ini 3 Motif Batik yang Jarang Diketahui
Motif Ayam Hutan Cirebon
Ayam hutan atau yang biasa disebut ayam alas adalah motif batik klasik sebagai penghormatan kepada Kesultanan Cirebon.
Ayam hutan berkokok fajar Islam, yang menurut tradisi menyebar dari pemukiman Muslim pertama di pegunungan Jati.
Unggas hutan digambarkan sedang berdiri di puncak gunung Jati.
Desain batik dibuat dalam gaya Cirebon yang berbeda, desain awan mega mendung yang menyelaraskan kombinasi pengaruh budaya, termasuk Hindu, Cina dan Islam.(*)