Kartika juga tercatat pernah memperkuat tim Irian Jaya saat PON X di Jakarta.
Pada Januari 1983, ia menerima undangan dari pusat untuk mengikuti pelatihan terpusat, yang dipersiapkan untuk Sea Games XII di Singapura.
Bersama timnas, dirinya berhasil meraih emas.
Kesetiaannya terhadap Irian Jaya atau Papua benar-benar telah teruji.
Pasalnya dalam 2 kali gelaran PON, setelah PON X di Jakarta, ia selalu mewakili tanah kelahirannya.
Baca juga: Kisah Susana Rodriguez, Dokter dan Atlet Paralimpiade yang Raih Emas untuk Spanyol
Kekecewaan Kartika terhadap PON XX tahun ini
Kini, dalam PON XX yang diselenggarakan di Papua, Kartika merasa bangga terlebih kerja kerasnya diapresiasi dengan ditunjuknya sebagai salah satu pembawa obor api PON.
Namun ada satu hal yang ia sayangkan terkait Cabor Voli Putra dan Putri Papua, yang harus mengambil pemain dari luar Papua.
"Sampai hari ini, saya masih kecewa berat, tim putra dan putri voli sebagian bukan orang asli Papua," katanya.
Kartika menegaskan, seharusnya acara nasional yang diselenggarakan di Papua itu, harus melibatkan atlet asli Papua.
"Kita punya motto PON XX ini, Torang Bisa, tapi kita belum tunjukkan itu," sesalnya.
Menurutnya, "Torang Bisa" ialah bagaimana atlet Papua sendiri bisa berkompetisi di atas tanahnya untuk mewakili Papua.
"Torang bisa itu, kita orang Papua yang berdiri di atas tanah sendiri, kita yang hitam kulit dan keriting rambut inilah yang harus dipakai dalam pertandingan, tenaga kita yang digunakan," tutup Kartika.
(*)