4. Suka Membandingkan
Jika kita adalah pribadi yang toksik, ditandai dengan kebiasaan kita yang suka membandingkan diri dengan orang lain.
Misalnya, saat ada teman kita bercerita dia bersedih karena tidak bisa lolos wawancara kerja.
Kamu justru berkata dengan perbandingan, " Ah, baru segitu saja lowongan yang kamu lamar. Aku dulu lebih dari 1000 lowongan nggak dipanggil-panggil biasa saja, tuh."
Perlu kita tahu, kita tidak akan paham bagaimana kesedihannya, apakah perusahaan itu menjadi dambaannya atau alasan lainnya.
Membandingkan kesedihan kita di masa lalu dengan kesedihan teman di masa kini justru akan menyinggung perasaannya.
Baca Juga: Quarter Life Crisis Vs Midlife Crisis: Perbedaan, Tanda dan Fase saat Mengalaminya
5. Senang saat orang lain susah
Kita wajib introspeksi diri saat kita bahagia ketika orang lain sedang kesusahan, sakit, depresi, dan kesulitan lainnya.
Memang empati tidak bisa muncul begitu saja, harus ada momen-momen tertentu di mana kita juga ikut prihatin karenanya.
Tanda kita adalah orang toksik lainnya adalah berpura-pura bersedih di hadapan mereka, padahal di hati kita sangat bahagia.
Jika kita mengenali tanda-tanda toksik ini dalam diri kita, akan lebih baik jika melukan introspeksi diri bahwa sifat ini harus diubah.
Mungkin sulit pada awalnya, tapi jika perlahan-lahan kita memperbaikinya dengan sadar maka sifat ini akan berangsur-angsur berkurang.
Jika sangat sulit untuk berjuang sendirian, kita bisa melakukan perawatan profesional seperti ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut.
(*)