Keladi tumbuk merupakan tasas yang direbus dan direbus hingga halus. Teksturnya seperti bubur bayi yang lembut dan memiliki rasa yang tawar.
Oleh masyarakat Papua, keladi tumbuk disajikan dengan sayur pakis, ikan suir asap, dan sambak.
Tentunya kombinasi rasa tawar keladi tumbuk, sedikit rasa asap dan pedas dari ikan suir, gurihnya sayur pakis lodeh, dan asamnya sambal menciptakan rasa yang unik.
Wah, sajian satu ini memiliki nama yang sungguh unik, ya, Kawan Puan.
Hidangan ini disebut sebagai udang selingkuh karena udang ini memiliki capit seperti kepiting.
Udang selingkuh ini merupakan jenis lobster air tawar, yang tekstur dagingnya seperti lobster, padat, lembut, dan berserat.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Restoran Mewah Menyajikan Hidangan dalam Porsi Kecil
Udang selingkuh paling sering dijumpai di daerah Wamena, sementara habitat aslinya adalah Sungai Baliem.
Biasanya masyarakat Papua mengolah udang selingkuh dengan cara digoreng atau direbus, serta ada pula yang dibumbu saus asam manis.
4. Ulat sagu
Bagi Kawan Puan yang masih asing, ulat sagu ini terdengar sebagai makanan yang ekstrem, ya.
Meski ekstrem, ulat sagu yang biasa dijadikan sate ini dipercaya masyarakat suku Kamaro memiliki kandungan vitamin yang tinggi.
Ulat sagu dijadikan makanan dengan nama manggia, serta diketahui habitat ulat sagu di batang sagu yang tua dan lapuk.